Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibu Rajin, Anak Langsing
Berolahraga ternyata tidak hanya membuat ibu hamil lebih bugar dan proses melahirkan lebih lancar. Kegiatan fisik ini juga membuat bayi yang dilahirkannya lebih langsing. Dalam jangka panjang, bayi ini juga akan terhindar dari risiko kegemukan dan diabetes.
Kesimpulan ini diperoleh tim Universitas Auckland, Selandia Baru, yang dipimpin Paul L. Hofman, setelah meneliti 84 perempuan hamil anak pertama. Tim Hofman membagi mereka dalam dua kelompok. Sejak kehamilan memasuki umur 20 bulan, kelompok pertama diminta berolahraga sepeda statis selama 40 menit dengan frekuensi lima kali seminggu. Kelompok kedua dibiarkan bermalas-malasan. Hasilnya, bayi yang dilahirkan kelompok pertama rata-rata lebih ringan 140 gram dibanding yang kedua.
Terlalu Bersih pun Tak Sehat
Hidup jorok terang menaikkan risiko sakit, tapi hidup terlalu bersih pun ternyata kadang berefek kurang baik bagi kesehatan. Di negara maju, yang tingkat ekonomi warganya sudah tinggi, semakin banyak anak yang terkena alergi. Bukan hanya bersin-bersin jika terpapar debu, tapi juga rupa-rupa alergi makanan. Jacqueline S. Eghrari-Sabet, anggota American Academy of Allergy Asthma & Immunology, mengatakan salah satu kemungkinan penyebab alergi adalah hidup kelewat bersih.
Karena sejak bayi lingkungan hidupnya terlalu steril, penduduk negara maju kurang terpapar kotoran, bakteri, atau virus, sehingga sistem kekebalan tubuhnya tidak berkembang dan ”malas”. ”Ketika dewasa, sistem kekebalan tubuh mereka mendadak terbangun dan menyerang kacang-kacangan, telur, gandum, atau susu, bahan makanan yang sebenarnya biasa dikonsumsi sehari-hari,” kata Eghrari-Sabet.
Kemungkinan lainnya, lingkungan hidup mereka semakin kotor dengan aneka rupa polutan. Polusi udara, misalnya, terbukti membuat asma semakin parah. Tapi, kata Eghrari Sabet, belum ada penjelasan tunggal tentang apa penyebab alergi. Dia menduga, alergi dipicu oleh beberapa faktor seperti polusi dan makanan secara simultan.
Berdasarkan data National Institutes of Health, pada 1988 hingga 1994, sekitar 54 persen penduduk Amerika Serikat menderita salah satu jenis alergi. Sepanjang 1997 hingga 2007, anak-anak di Negeri Abang Sam yang mengidap alergi naik 18 persen. ”Semakin banyak sekolah TK yang menghapuskan kacang-kacangan dari daftar menu mereka,” ujar Eghrari-Sabet.
Habis Jerawat, Terbit Radang
Bagi remaja, jerawat merupakan momok menakutkan. Tapi hati-hati membeli obat pembasmi jerawat. Sebab, alih-alih wajah menjadi semulus kulit bayi, si pemakai malah terkena radang usus besar atau usus dua belas jari (ulcerative colitis).
Penelitian Dr Seth D. Crockett dari University of North Carolina Chapel Hill membuktikan pemakaian obat jerawat yang mengandung isotretinoin meningkatkan risiko terkena radang usus besar. Semula isotretinoin digunakan dalam terapi kanker otak. Belakangan isotretinoin populer dipakai sebagai obat antijerawat. Misalnya di Accutane yang dibikin F. Hoffmann–La Roche dan Sotret yang diproduksi Ranbaxy Laboratories.
Sepanjang 1997 hingga 2002, Badan Administrasi Obat dan Makanan AS menerima laporan 83 kasus penderita radang usus. Mereka menggunakan obat jerawat yang mengandung isotretinoin. Walaupun penelitian Seth Crockett menunjukkan pengguna isotretinoin berisiko empat kali lebih besar terkena radang usus, belum bisa disimpulkan bahwa zat inilah penyebabnya. ”Isotretinoin mempengaruhi kekebalan tubuh,” kata Crockett.
Sapto Pradityo (BBC, Reuters, LiveScience)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo