Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Larangan Merokok Kurangi Serangan Jantung
SUDAH terbukti, larangan merokok yang ditaruh di tempat-tempat publik bukanlah pajangan semata. Para peneliti dari Universitas California, Amerika Serikat, telah mengamati dampak larangan itu di Eropa dan Amerika Utara. Hasilnya, seperti dipublikasikan dalam Circulation: Journal of the American Heart Association, jumlah korban serangan jantung di dua kawasan itu turun 17 persen pada tahun pertama larangan merokok. Setelah tiga tahun larangan berjalan, penurunannya mencapai 36 persen.
Adapun di Inggris, British Heart Foundation melaporkan, setahun setelah larangan merokok dikeluarkan pada 2007, korban serangan jantung turun 10 persen, dan 26 persen setelah dua tahun. Di Inggris, penyakit jantung menyerang 275 ribu orang dan membunuh 146 orang per tahun.
Penjelasannya, tidak merokok di tempat publik berarti mengurangi perokok pasif, yaitu orang yang dipaksa menghirup asap rokok meski mereka tidak merokok.
Ngemil Permen Awal Kekerasan
KEBIASAAN ”membungkam” anak kecil dengan permen sebaiknya ditinggalkan. Selain dampak negatif seperti sakit gigi, kegemukan, atau malas makan, ada indikasi dampak yang lebih serius: memicu tindak kekerasan atau kriminal.
Itu merupakan temuan riset para peneliti dari Universitas Cardiff, Wales, yang dipublikasikan di British Journal of Psychiatry, Oktober 2009. Mereka mengamati data 17.415 orang responden yang lahir pada April 1970 di Inggris. Data dari British Cohort Study itu menginformasikan catatan kesehatan dan gaya hidup responden pada periode tertentu, misalnya pada usia 5 tahun, 10 tahun, atau saat dewasa.
Temuannya, 69 persen responden yang pernah melakukan tindakan kekerasan atau kriminal ternyata tercatat gemar makan permen setiap hari saat berusia 10 tahun. Hubungan permen dan kecenderungan kriminal itu bukan pada kandungan permen, melainkan lebih pada pola perilaku.
Makan permen dinilai sebagai cara orang tua mengajarkan penyelesaian masalah dengan cara pintas, sehingga berpengaruh pada disiplin dan kontrol diri anak-anak. ”Tidak belajar menunda keinginan,” kata Simon Moore, dosen senior dalam studi Violence and Society Research Group, Universitas Cardiff.
Merokok Ganggu Jiwa Anak
BAHAYA merokok terhadap janin sudah menjadi pengetahuan umum. Yang terbaru, dampak buruk merokok itu ternyata masih mengikuti hingga si anak lahir dan beranjak remaja. Racun rokok si ibu dapat mengganggu kesehatan jiwa si bayi setelah tumbuh remaja.
Ini merupakan hasil penelitian empat universitas di Inggris yang dipublikasikan di British Journal of Psychiatry edisi Oktober 2009. Peneliti mewawancarai 6.356 anak berusia 12 tahun, dan diketahui 11 persen di antaranya memiliki gejala gangguan kejiwaan seperti halusinasi atau delusi.
Para peneliti memperkirakan, jika sang ibu tidak merokok saat hamil, peluang anak tidak terganggu jiwanya bertambah 20 persen. Tapi, dengan ibu merokok sehari lebih dari 20 batang, risiko anak menderita gangguan jiwa mencapai 84 persen.
Bisa Hidup Seabad
BAYI-bayi yang lahir pada abad ini diperkirakan dapat mencapai usia yang lebih panjang dibanding generasi sebelumnya. ”Bayi yang lahir pada 2000-an akan bisa merayakan ulang tahun ke-100,” kata Kaare Christensen, MD, peneliti The Danish Aging Research Centre, University of Southern Denmark, dalam artikelnya di The Lancet, Oktober 2009.
Christensen dan koleganya mencatat, tingkat harapan hidup di banyak negara berkembang terus meningkat, dan tidak menunjukkan penurunan. Kecenderungan ini terutama disebabkan oleh peningkatan sistem kesehatan. Nantinya, fase hidup pun berkembang dari yang dikenal selama ini, yakni masa kanak-anak, dewasa, dan tua, berlanjut ke masa muda dan tua yang kedua (young old dan oldest old).
Sekarang rekor usia harapan hidup tertinggi dipegang Jepang, 83 tahun, disusul Amerika Serikat, yang mencapai 77,9 tahun, pada 2007. Apakah umur panjang menjamin kebahagiaan? ”Terlalu cepat itu dikatakan,” ujar Christensen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo