Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Ini Bahaya Asap Rokok bagi Anak-anak

Bahaya merokok tidak hanya terjadi pada perokok, tetapi pada orang yang tak sengaja menghirup asap rokok, termasuk anak-anak.

30 November 2023 | 11.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Paparan asap rokok tidak hanya membahayakan perokok aktif, tetapi juga orang di sekitarnya, termasuk anak-anak. Asap ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius pada anak, mulai dari penurunan nafsu makan, gangguan penyerapan nutrisi, infeksi pernapasan, hingga dampak psikologis yang berpotensi merugikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anak sebagai Perokok Pasif

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asap rokok merupakan asap yang diembuskan oleh seorang perokok dan berasal dari ujung rokok, pipa, dan cerutu yang menyala. Asap rokok mengandung sekitar 4.000 bahan kimia. Banyak dari bahan kimia ini berbahaya, lebih dari 50 diketahui menyebabkan kanker.

Kapan pun anak-anak menghirup asap rokok, mereka akan terpapar bahan-bahan kimia tersebut. Dilansir dari healthychildren.org, American Academy Pediatrics (AAP) telah melakukan penelitian tentang efek perokok pasif dan menemukan bahwa asap rokok juga berbahaya.

Perokok pasif dapat menghirup racun berbahaya yang tertinggal di tempat orang pernah merokok sebelumnya. Asap rokok dapat ditemukan di dinding bar, kain pelapis kursi mobil, atau bahkan rambut anak setelah pengasuhnya merokok di dekat anak tersebut.

Bahaya Asap Rokok bagi Anak

Dosen Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Program Sarjana Terapan UM Surabaya, Vella Rohmayani, menjelaskan bahwa paparan asap rokok dapat menyebabkan serangkaian masalah kesehatan pada anak-anak. Kandungan nikotin dalam asap rokok dapat merangsang penurunan nafsu makan pada anak-anak.

“Paparan asap rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada anak, karena berdampak pada terjadinya penurunan nafsu makan, gangguan penyerapan nutrisi, infeksi pernapasan, sampai dampak psikologis anak,” kata Vella sebagaimana dikutip dari laman Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Selain itu, Vella juga menyebut bahwa karbon monoksida dalam asap rokok dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, berpotensi menyebabkan defisiensi gizi. Paparan asap rokok juga meningkatkan risiko anak mengalami infeksi pernapasan, seperti bronkitis dan pneumonia.

“Saat anak sakit, akan sulit atau tidak mau makan, karena lidah terasa pahit sehingga asupan nutrisi yang diperlukan selama pemulihan menjadi terhambat,” ungkapnya.

Di sisi lain, menurut NHS, berbagai penyakit dapat timbul ketika anak menjadi perokok pasif. Di antaranya asma, infeksi dada seperti pneumonia dan bronchitis, meningitis, infeksi telinga, serta batuk dan pilek.

Pencegahan Melalui Lingkungan Bebas Asap Rokok

Paparan asap rokok dapat memiliki dampak serius pada kesehatan anak, di antaranya menyebabkan penurunan kualitas gizi dan menghambat tumbuh kembang mereka. Karena itu, menjaga anak-anak dari paparan asap rokok pasif menjadi suatu keharusan.

Dalam rangka melindungi anak-anak dari risiko asap rokok, perlu ada kesadaran global untuk menciptakan lingkungan bebas asap rokok. Langkah-langkah pencegahan ini mencakup edukasi masyarakat, penegakan kebijakan anti-merokok di tempat umum, dan dukungan bagi perokok untuk berhenti merokok.

“Seluruh anggota keluarga di rumah serta masyarakat pada umumnya harus berupaya menciptakan lingkungan bebas asap rokok guna memastikan anak-anak tumbuh dengan sehat dan optimal. Hal ini dilakukan agar generasi mendatang memiliki kesehatan yang lebih baik,” tegas Vella.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus