Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Plafon atau sekatan pada langit-langit batas pandang ruangan memiliki berbagai jenis berdasarkan spesifikasinya. Salah satu yang sangat populer adalah plafon jenis gypsum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Papan gypsum untuk properti rumah dibuat dari bahan alami material sedimen. Di pasaran toko-toko bangunan, lembaran gypsum normalnya dijual dengan ukuran 120 x 240 cm. Untuk ketebalannya, tergantung pada harga yang ditawarkan. Harga standar gypsum, biasa dijual dengan ukuran 9 mm hingga 15 mm. Lalu, apa yang membuat gypsum lebih laris di kalangan bangunan masyarakat?
Kelebihan Plafon Gypsum
Beberapa kelebihan plafon gypsum dibanding jenis lainnya sangat menjadi pertimbangan yang utama. Salah satunya, yaitu tentang keestetikan ruangan di rumah keluarga modern. Berikut selengkapnya:
- Gypsum Menciptakan Nuansa Estetik
Papan dari gypsum memang diproduksi sebagai konstruksi bangunan yang meliputi dinding, plafon, dan sekat. Namun, kelarisannya juga karena nilai estetika yang dijual mampu menciptakan ruangan yang hidup. Di gypsum, teknik lis dan ceiling center sangat diincar pada pembangunan properti. Bahkan, gypsum bisa Anda custom sesuai keinginan. Antara lain, bentuk gypsum bertingkat atau drop up ceiling hingga bentuk kubah (dome).
- Mudah Diperbaiki Jika Bagiannya Rusak
Gypsum memiliki ketipisan hingga ketebalan papan yang bervariasi dan terbilang sensitif rusak jika terkena benturan. Namun, tidak seperti plafon lainnya di mana material sedimen gypsum menjadikannya mudah diperbaiki pada bagian yang rusak. Anda tidak perlu melakukan pembongkaran total, cukup dipoles dengan cat, dipotong, dan diplester.
- Material Gypsum Bernilai Ekonomis
Material gypsum banyak dijual dengan berbagai ukuran dan jenis yang sesuai dengan keadaan rumah Anda. Entah itu dipasang sebagai dinding, sekat, maupun plafon. Untuk masalah harga, gypsum juga juara terkenal ekonomisnya. Inilah salah satu hanya yang menjadi tolok ukur masyarakat menggunakan papan gypsum. Nilai plus lainnya adalah biaya tenaga kerja tukang untuk pemasangan gypsum termasuk bernilai ekonomis sesuai rata-rata.
- Gypsum Termasuk Plafon Ramah Lingkungan
Gypsum sudah dikenal sebagai material ramah lingkungan dan berstandar nasional yang terjamin aman. Hal ini dikarenakan material sedimen gypsum dapat didaur ulang dan akan langsung melebur ke tanah. Untuk penghematan energi bumi, material alami dari gypsum akan mudah beradaptasi dengan suhu ruangan. Gypsum juga aman bagi kesehatan keluarga Anda.
Kekurangan Plafon Gypsum
Tidak menutup kemungkinan bahwa gypsum dengan material alaminya mampu menciptakan kerentanan penggunaannya. Hal utama yang perlu Anda pergimbangkan adalah jika rumah berada di suhu lembap. Berikut selengkapnya:
- Tidak Bisa Menahan Rembesan Air
Dibandingkan dengan plafon jenis lain seperti plafon PVC, plafon jenis gypsum ini sangat rentan terhadap kehadiran air. Gypsum yang terkena rembesan air akan menyisakan noda bercak. Jika dibiarkan lama, gypsum akan hancur dengan sendirinya. Solusi untuk menghindari ini, lebih baik Anda memasang plafon jenis gypsum pada ruangan yang lembap seperti kamar mandi atau ruangan yang dekat dengannya.
- Butuh Perawatan Berkala
Gypsum yang rentan air dan sensitif terhadap benturan selanjutnya juga butuh perawatan berkala. Dengan demikian, bagian yang kusam dan terkena jamur harus segera Anda tangani dengan pengecatan ulang. Begitu juga jika terjadi kerusakan pada bagiannya. Meskipun sedikit, segeralah lakukan perbaikan.
- Harus Menjaga Suhu Selama Pemasangan Gypsum
Suhu ruangan rumah Anda harus tetap konsisten jika proses pemasangan dan perekatan plafon gypsum sedang berlangsung. Suhu ini akan mempengaruhi gypsum agar tidak rentan terlepas. Bahkan, saat perawatannya, Anda butuh ventilasi udara yang cukup baik dan tidak hanya mengandalkan AC. Untuk itu, baca dan pahamilah instruksi pabrik dengan lengkap tentang kontrol suhu selama pemasangan sambungan, tekstur, dan ornamen gypsum rumah Anda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan editor: Sukanto Tanoto Beli Mal di Singapura Rp 9,5 Triliun, Ditjen Pajak Jelaskan Pengenaan Pajaknya
NIA HEPPY | ALFI MUNA SYARIFAH