Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker paru-paru terjadi ketika agen penyebab kanker memicu pertumbuhan sel abnormal di paru-paru. Dalam banyak kasus, merokok dapat menyebabkan kanker paru-paru. Namun, non-perokok pun juga dapat mengembangkan bentuk kanker ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Cancer Net, jika kanker paru-paru terdeteksi pada stadium awal, tingkat kesembuhannya bisa mencapai 80 hingga 90 persen. Kanker paru-paru dapat bermetastasis ke bagian tubuh lain, seperti otak, kelenjar getah bening, hati, kelenjar adrenal, hingga lutut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kanker paru-paru biasanya didiagnosis pada stadium lanjut akibat samarnya gejala pada stadium awal penyakit. Pada tahap ini tumor telah menyebar ke jaringan tubuh lain dan dapat menginfeksi organ tubuh lainnya.
Menurut beberapa badan kesehatan, tumor dari kanker paru-paru dapat bermetastasis atau menyebar ke area jaringan ikat di sekitar lutut, sehingga mengakibatkan nyeri lutut. Nyeri lutut juga dapat terjadi akibat komplikasi yang tidak biasa dari kanker paru-paru seperti sindrom neoplastik.
Dilansir dari Times of India, ketika lutut terkena tumor metastasis dari kanker paru-paru, gejalanya meliputi menurunkan kemampuan untuk berdiri, gangguan kemampuan untuk meluruskan lutut, nyeri, dan pembengkakan.
“Karsinoma paru adalah keganasan primer yang paling umum untuk bermetastasis ke jaringan sinovial dan sendi lutut adalah sendi yang paling sering terkena,” tulis para peneliti di Archive of Proceedings of Baylor University Medical Center.
Jaringan sinovial adalah jaringan ikat pada membran pelindung yang mengelilingi persendian tubuh. Ini membuat persendian terlumasi dengan baik yang diperlukan agar persendian bekerja.
“Sayangnya, semua metastasis sinovial disertai dengan prognosis yang mengerikan. Kelangsungan hidup rata-rata setelah penemuan adalah lima bulan,” tambah para ahli.