Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Roti telah menjadi makanan di seluruh dunia selama ribuan tahun. Biasanya, roti dibuat dari adonan yang berasal dari tepung dan air dengan varietas beragam. Meskipun tersebar luas, tetapi roti kerap dicirikan sebagai tidak sehat, berbahaya, dan menggemukkan. Bahkan roti yang dikonsumsi berlebihan dapat memberikan efek samping bagi tubuh lantaran kandungannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Roti relatif memiliki kandungan nutrisi penting yang rendah daripada makanan lain, seperti buah-buahan dan sayuran. Roti memiliki kalori dan karbohidrat yang tinggi, tetapi rendah protein, lemak, serat, vitamin dan mineral. Akibatnya, roti yang dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut adalah efek samping mengonsumsi roti terlalu banyak berdasarkan kandungannya:
1. Gluten
Gluten dalam roti menjadi protein yang membantu adonan mengembang dan memberikan tekstur elastis. Bagi beberapa orang, gluten yang masuk dalam tubuh sulit untuk dicerna. Akibatnya, gluten yang dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan penyakit celiac.
Penyakit tersebut adalah gangguan autoimun lantaran gluten merusak lapisan usus kecil dan mengganggu penyerapan nutrisi. Selain itu, sebagian orang juga memiliki sensitivitas terhadap gluten yang dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti kembung, diare, dan sakit perut.
2. Antinutrien
Dilansir dari Healthline, biji-bijian olahan seperti roti putih lebih mungkin mengandung antinutrien, senyawa yang menghalangi tubuh mengambil mineral tertentu. Bagi kebanyakan orang yang mengikuti diet sehat, antinutrien tidak menjadi hal penting.
Namun, bagi vegetarian atau seseorang yang mengonsumsi pada biji-bijian dan kacang-kacangan, antinutrien dapat berkontribusi pada kekurangan nutrisi tubuh. Merendam dan menumbuhkan biji-bijian sebelum dipanggang menjadi cara efektif untuk mengurangi antinutrien dan meningkatkan penyerapan nutrisi.
3. Karbohidrat
Karbohidrat adalah nutrisi utama dalam roti. Karbohidrat menyediakan tubuh dengan bahan bakar. Namun, karbohidrat dalam roti dapat menyebabkan gula darah melonjak jika dikonsumsi berlebihan. Lonjakan gula darah yang sering dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes tipe 2.
Dilansir dari Medical News Today, karbohidrat olahan dalam roti juga kurang memiliki dampak kesehatan bagi tubuh. Pasalnya, seseorang tidak akan merasa kenyang setelah mengonsumsi roti dengan karbohidrat olahan. Seseorang akan mengonsumsi lebih banyak makanan setelah memakan roti, terutama ketika gula darah turun.
Selain itu, ketika seseorang memproses karbohidrat dalam roti yang berlebihan, nutrisi penting dalam tubuh akan terkikis. Akibatnya, seseorang kerap menambahkan vitamin dan mineral ke roti untuk menggantikan nutrisi yang hilang. Namun, serat tidak dapat digantikan oleh jenis makanan lain sehingga memicu permasalahan pencernaan dan kardiovaskular.
Dengan begitu, asupan karbohidrat yang banyak dalam roti dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan risiko lebih tinggi terkena diabetes, penyakit jantung, serta kondisi kronis terkait gaya hidup lain.
Pilihan Editor: Berapa Umur Simpan Roti?