Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Inilah Kandungan Susu Kental Manis (SKM) dan Risikonya untuk Kesehatan

Sekalipun termasuk sebagai produk susu, susu kental manis (SKM) tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi.

16 Maret 2023 | 16.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi susu kental manis. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Susu kental manis (SKM) merupakan produk olahan susu yang memiliki rasa yang manis. Karena rasa manisnya, SKM banyak dijadikan bahan pelengkap dalam berbagai hidangan makanan, minuman, dan camilan. SKM banyak dikemas ke dalam kaleng, pouch, atau sachet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melansir dari laman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), SKM adalah produk susu yang memiliki karakteristik kadar lemak susu tidak kurang dari 8 persen dan kadar protein tidak kurang dari 6,5 persen. Hal ini sesuai dengan Peraturan Badan POM Nomor 34 Tahun 2019 tentang Kategori Pangan dan Codex Standard for Sweetened Condensed Milk.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekalipun termasuk sebagai produk susu, SKM tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya sumber gizi. SKM juga tidak disarankan untuk menggantikan air susu ibu (ASI) dan tidak cocok untuk dikonsumsi oleh bayi sampai usia 12 bulan karena mengandung tinggi gula.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 menyatakan bahwa total asupan gula harian per orang dari berbagai sumber makanan paling banyak adalah sebanyak 50 gram atau dapat disetarakan dengan empat sendok makan.

SKM tidak dianjurkan untuk dikonsumsi sebagai hidangan tunggal berupa minuman susu. Susu kental dapat digunakan sebagai toping, pelengkap, atau campuran pada makanan atau minuman (roti, martabak, kopi, teh, dll).

Mengutip dari laman Universitas Airlangga, ahli gizi dari Unair, Mahmud Aditya Rifqi, mengatakan SKM adalah produk susu berbentuk cairan kental yang diperoleh dengan menghilangkan sebagian air dari campuran susu dan gula hingga mencapai tingkat kepekatan tertentu.

Kandungan gula dalam produk ini nilainya cukup tinggi dengan presentase di atas 50 persen karena berfungsi sebagai pengental dan pengawet untuk mencegah kerusakan produk. Jumlah kandungan gula pada salah satu merk SKM dengan takaran saji 37 gram adalah 19 gram. Kandungan ini menunjukkan bahwa 51,3 persen dari komposisi satu sachet SKM didominasi oleh gula. 

“Artinya, ketika minum 1 takar saji SKM sachet, kita sudah mengonsumsi 19/50 atau sama dengan 38 persen dari anjuran konsumsi gula harian orang dewasa. Sementara untuk anak-anak, konsumsi 1 sachet bahkan sudah mencukupi lebih dari 50 persen rekomendasi konsumsi harian,” jelasnya.

Mahmud juga mengatakan bahwa SKM tetap boleh dikonsumsi sebagai topping atau campuran dalam makanan serta minuman. SKM masih boleh digunakan sebagai sumber gizi pelengkap karena mengandung vitamin dan mineral. 

“Sumber zat gizi pelengkap ini artinya hanya sebagai tambahan, sehingga untuk mendapatkan sumber gizi utama harus tetap mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi berimbang,” sebutnya. 

Mengonsumsi SKM secara berlebihan setiap harinya bisa menimbulkan efek samping berupa overweight dan obesitas, kerusakan gigi, penyakit degeneratif seperti diabetes, jantung, dan penyakit lainnya.

Sesuai Peraturan BPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, pelaku usaha susu kental dan analognya wajib mencantumkan peringatan pada label pangan berupa tulisan berwarna merah di dalam kotak persegi panjang berwarna.

WINDA OKTAVIA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus