Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jangan Manjakan Anak Jika Ingin Dia Sukses

Pakar pendidikan mengatakan sindrom anak manja disebabkan gagalnya orang tua dalam mendorongnya berperilaku sesuai usianya.

2 Januari 2024 | 19.52 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi anak marah atau berteriak. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar pendidikan Susanto menyebut anak dapat sukses di masa depan jika orang tua tidak membesarkan dengan cara memanjakannya. Ia mengatakan sindrom anak manja disebabkan gagalnya orang tua dalam mendorongnya berperilaku sesuai usianya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Orang tua agar menghindari memanjakan anak. Perilaku anak manja cenderung egois, tidak dewasa, tantrum jika keinginannya tak dipenuhi, ketidakmampuan mengatasi keinginan, atau tidak dapat menunda keinginan dan memanipulasi untuk mendapatkan apa yang dimaui," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Anak manja rentan membahayakan masa depannya karena mengalami hambatan kematangan dan memilih tergantung pada orang lain. Padahal, ketergantungan pada orang lain merupakan pantangan bagi orang sukses," kata dosen Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta ini.

Orang tua juga diminta menghindari beberapa hal lain, di antaranya anak tidak diajarkan kemandirian sesuai usia. Setiap anak memiliki fase perkembangan sesuai tahapan usia. Hal-hal sederhana bisa diterapkan sejak dini, seperti belajar menyiapkan baju sekolah sesuai jadwal, menyiapkan buku sesuai jadwal, mengerjakan tugas sekolah, dan membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya.

"Ini adalah hal-hal sederhana namun merupakan hal prinsip yang perlu diajarkan pada anak sesuai tahapannya karena kemandirian merupakan modal berharga mengantarkan anak memiliki pribadi tangguh, jiwa perintis, dan pengembang dalam kehidupannya," papar pendiri Sekolah Berbasis Karakter Genius Islamic School Kota Depok ini.

Jangan terlalu mengatur
Selain itu, orang tua jangan terlalu mengatur anak karena membuatnya tidak kreatif. "Anak perlu menyadari aturan namun tak perlu segalanya diatur-atur karena akan membentuk pribadi yang tidak kreatif dan miskin inovasi," ujarnya.

Setiap anak memiliki ide, gagasan, cita-cita, dan idealisme. Sementara tugas orang tua menstimulasi dan memandu agar cita-cita anak tercapai. "Jika anak dalam kondisi lemah semangat, orang tua memberikan motivasi. Jika mengalami hambatan, berikan anak kesempatan menyelesaikan masalahnya dan doakan agar diberikan kemudahan oleh Tuhan," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) periode 2017-2022 itu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus