Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada April 2017, International League Against Epilepsy meluncurkan klasifikasi baru yang mengubah nama dari kejang parsial menjadi kejang onset fokal. Kejang onset fokal dimulai di salah satu bagian otak. Mengutip Healthline, kejang onset fokal berbeda dari biasanya yang mempengaruhi semua bagian otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Medical News Today, neuron otak manusia menggunakan sinyal listrik untuk berkomunikasi. Selama kejang, yang bersifat sementara, seseorang mengalami lonjakan aktivitas listrik yang tidak biasa di otaknya. Walaupun kejang merupakan gejala epilepsi, tapi juga terjadi karena penyebab lain.
Jenis kejang onset fokal
Mengutip laman Johns Hopkins Medicine, ada tiga jenis kejang onset fokal. Mengetahui jenis kejang onset fokal yang dimiliki seseorang membantu dokter menentukan pengobatan secara tepat.
- Kejang sadar onset fokal
Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran. Namun, tergantung juga bagian otak yang terpengaruh, yang berkemungkinan mengalami perubahan emosi, gerakan tubuh, atau penglihatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jacksonian adalah jenis kejang sadar onset fokal yang biasanya hanya mempengaruhi satu sisi tubuh. Kedutan biasanya dimulai di satu bagian kecil tubuh, seperti jari kaki atau sudut mulut. Orang sadar selama kejang Jacksonian.
- Kejang gangguan kesadaran onset fokal
Seseorang yang mengalami kejang ini akan kehilangan kesadaran. Kondisi lain bisa saja perubahan tingkat kesadaran. Orang yang mengalami kejang ini berkemungkinan berhenti merespons lingkungan di sekitarnya.
- Kejang onset fokal secara sekunder
Kejang ini bermula di satu bagian otak, kemudian menyebar. Kejang fokal dianggap ahli medis sebagai peringatan kemungkinan nanti akan mengalami kejang umum. Akibatnya, orang itu mungkin mengalami kejang atau ketegangan otot.
Gejala kejang onset fokal
Gejala kejang onset fokal, apa pun jenisnya, bergantung di bagian otak yang terpengaruh. Mengutip Healthline, ahli medis mengamati otak berbagai bagian atau lobus yang masing-masing memiliki fungsi berlainan yang terganggu selama kejang.
- Lobus temporal
Jika lobus temporal terpengaruh selama kejang menyebabkan, mengecap bibir, menelan berulang, mengunyah, ketakutan.
- Lobus frontal
Kejang di lobus frontal menyebabkan kesulitan berbicara, gerakan kepala atau mata ke tiap sisi, meregangkan lengan dalam posisi yang tidak biasa.
- Lobus parietal
Seseorang dengan kejang onset fokal di lobus parietal bermungkinan mengalami mati rasa, kesemutan, bahkan rasa sakit di tubuh, pusing, perubahan penglihatan.
- Lobus oksipital
Kejang fokal di lobus oksipital bisa saja menyebabkan, perubahan visual dengan sakit mata, perasaan seolah-olah mata bergerak cepat, dan melihat hal-hal yang tidak ada.
YOLANDA AGNE
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.