Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jurus Reagan menghadapi AIDS

Presiden as ronald reagan mengusulkan agar terhadap calon emigran yang akan masuk ke as, para napi dan pasangan yang akan menikah dikenakan "wajib tes" untuk virus aids. disetujui oleh senat.

13 Juni 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GEDUNG Putih selama ini bungkam tentang wabah AIDS, padahal, penderita AIDS di negara adidaya itu sudah mencapai 36.000 kasus. Berdasarkan perhitungan Dr. James Curran, direktur lembaga pengawasan penyakit menular, Centres for Disease Control (CDC) yang berpusat di Atlanta, warganya yang terkena infeksi AIDS sudah berjumlah 1,5 juta orang. Ini berarti satu dari 30 pria AS berusia 20 dan 50 tahun adalah carrier pembawa virus maut AIDS dalam darahnya. CDC kemudian memperkirakan dalam lima tahun mendatang, penderita AIDS akan mencapai 270.000 orang. Mungkin angka-angka itu cukup menantang, hingga Gedung Putih menjelang konperensi AIDS ke-3 pekan lalu, menyatakan sikap terhadap wabah yang sudah menjadi epidemi dunia. Reagan mengusulkan agar terhadap calon emigran yang akan masuk ke AS, napi, dan pasangan yang akan menikah dikenakan "wajib tes" untuk virus AIDS. "Kita wajib melindungi warga agar tidak terkontaminasi virus menakutkan itu," katanya mantap. Usul ini didukung Wakil Presiden George Bush. "Jangan sampai membuat kesalahan. AIDS sedang menyebar dan membunuh tanpa pandang bulu," kata Bush ketika membuka konperensi. Langkah yang akan diambil Gedung Putih, ternyata, tak mendapat sambutan dari kalangan pejabat kesehatan di sana. Pemberlakuan "wajib tes" dianggap tak populer dan semakin memojokkan nasib penderita AIDS. Untuk mencegah penularan AIDS, diutamakan cara mengekang hubungan seksual di luar pernikahan atau dengan kampanye penggunaan kondom. "Wajib tes takakan menyelesaikan persoalan," keluh Donald Hopkins, wakil direktur CDC. "Wajib tes" sebaiknya diubah menjadi "sukarela" sifatnya, demikian usul Hopkins. Soalnya, kelak dikhawatirkan akan banyak orang menghindar. Apalagi di kalangan risiko tinggi: homoseksual dan morfinis. Usul "wajib tes" itulah yang membuat aktivis pembela hak-hak penderita AIDS menjadi berang. Maka, konperensi diwarnai hiruk-pikuk demonstrasi yang memprotes pemerintahan Reagan yang dianggap tak mampu berbuat banyak memberantas epidemi AIDS. Polisi, yang menggunakan sarung tangan plastik sebagai pengaman, kewalahan menghalau para demonstran. Sekitar 60 orang demonstran penderita AIDS,akhirnya ditahan di Washington. Aksi unjuk rasa ini juga merambat ke Boston, Los Angeles, dan Chicago. Tapi bentrok pendapat itu tampaknya akan berakhir dengan kemenangan Reagan. Hasil pengumpulan pendapat umum yang dilakukan stasiun TV ABC, Jumat pekan lalu: 58% mendukung Reagan, 42% menolak diberlakukannya "wajib tes". Dukungan semakin meningkat jika "wajib tes" ini diberlakukan pula pada kelompok risiko tinggi: 72% setuju, 25% menolak. Pemerintahan Reagan tampaknya memang tak mau ambil pusing terhadap upaya meringankan penderitaan AIDS di sana. Kebijaksanaannya lebih mendukung usaha pencegahan, guna melindungi warganya agar "bersih" dari virus AIDS. Itu sebabnya, salah satu usul Reagan memberlakukan "wajib tes" bagi calon imigran ke AS disetujui Senat, Selasa pekan lalu, dengan suara aklamasi: 96-0. A.K.S.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus