Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kapan Harus Mewaspadai Kedutan dan Bedanya dengan Spasme Otot?

Pakar menjelaskan tentang kedutan dan bedanya dengan spasme otot, penyebab, dan kapan perlu diwaspadai. Simak penjelasannya.

9 Oktober 2023 | 09.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Otot Paha. scarysymptoms.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Orang sering mengalami kedutan namun salah mengartikan sebagai spasme otot. Keduanya memang berupa kontraksi otot tapi kedutan dan spasme otot tak sama. Kedutan adalah kontraksi singkat yang kadang terjadi berulang, seperti di mata. Pergerakan itu sangat tidak nyaman tapi tidak juga menyakitkan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, spasme otot merupakan kontraksi otot yang lebih panjang dan sering menyakitkan. Dalam banyak kasus, tindakan yang bisa mencegah atau mengakhiri spasme otot juga bisa diterapkan pada kedutan meski pakar meminta untuk menghindari keduanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebab kedutan
Sistem saraf tubuh secara konstan memberi tahu otot apa yang harus dilakukan tanpa kita sadar apa yang terjadi. Pesan tersebut dikontrol oleh sistem saraf pusat (otak dan tulang belakang) dan sistem saraf periferal (PNS). PNS adalah bagian sistem saraf kita yang memberi informasi ke otak dan membawa sinyal untuk menggerakkan otot, jelas Cleveland Clinic. Karena setiap hari saraf memicu pergerakan otot, kadang mereka bisa sangat sensitif dan salah langkah.

"Penyebabnya hampir selalu saraf motorik yang mengirim sinyal dari tulang belakang dan otak ke reseptor," jelas Loren Fishman, pengajar kedokteran dan rehabilitasi di Universitas Columbia kepada USA Today.

Menurutnya, beberapa faktor juga mempengaruhi bagaimana sinyal otak dikirim kelompok otot yang berbeda yang terkadang menyebabkan kedutan. Contohnya dehidrasi, stres, pengobatan, kafein, saraf kejepit, kerusakan sel-sel saraf, dan kurang tidur. Pada kasus yang lebih jarang, keduta bisa disebabkan kondisi seperti sindrom serotonin, penyakit Lou Gehrig, sindrom Isaac, dan sakit ginjal.

Kedutan juga bisa disebabkan gangguan kecemasan atau dampak kurang gizi. "Kedutan dapat terjadi ketika kadar elektrolit dasar seperti sodium, potasium, magnesium, kalsium terlalu tinggi atau rendah," jelas Fishman.

Kapan perlu diwaspadai
Menganggap kedutan sebagai masalah sebenarnya sulit karena banyak pemicunya dan juga tak terlalu serius, hilang dengan sendirinya, dan tak terkait penyakit kronis. Karena itulah pakar mengatakan tak perlu khawatir berlebihan terkait kedutan.

Tapi jika kedutan sering terjadi, menyebar atau semakin parah dari waktu ke waktu, hubungi dokter untuk memeriksa gejala dan mencari penyebabnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus