Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kasus Transplantasi Hati Akibat Alkohol Meningkat di Kalangan Anak Muda AS, Dokter pun Prihatin

Semakin banyak anak muda di AS yang butuh transplantasi hati akibat minum alkohol dan pakar mengatakan fakta ini sangat mengkhawatirkan.

11 Februari 2025 | 15.40 WIB

Ilustrasi Liver. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi Liver. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah anak muda yang menjalani transplantasi organ di Amerika Serikat naik drastis, terutama perempuan. Penyebab terbanyak adalah alkohol, yang menyebabkan kerusakan hati atau liver, menurut Institut Kesehatan Nasional di negeri itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Dr. James Burton, pakar transplantasi hati di Colorado, mengatakan fakta ini sangat mengkhawatirkan. Satu dasawarsa lalu, hanya orang berusia 50-an dan 60-an, terutama laki-laki, yang butuh transplantasi hati.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kita tak hanya melihat lebih banyak wanita, tapi perempuan muda berusia 20-an dan 30-an. Saya belum pernah melihat perempuan muda melakukan transplantasi hati di usia itu, dan itu tak hanya mengherankan buat kami tapi masalah buat seluruh Amerika," ujarnya kepada Fox News Digital.

Beberapa pasien yang perlu transplantasi hati terkait alkohol bisa berusia awal 20-an dan mulai minum miras sejak remaja, kata Burton. Penyakit hati terkait alkohol sendiri menyumbang 50 persen kebutuhan operasi transplantasi hati.

"Mungkin ada yang tidak minum alkohol setiap hari tapi minum banyak di akhir pekan, mungkin sampai 8-10 gelas. Itu sangat buruk," jelas Burton.

Kerusakan hati di usia muda
Masalah memburuk di masa lockdown Covid-19 karena lebih banyak orang yang minum alkohol berlebihan di rumah, jelasnya. Kemudian, perempuan memproses alkohol secara berbeda dibanding laki-laki.

Emma Lilibridge, 31 tahun, tak pernah menyangka ia butuh transplantasi liver. Perempuan asal Colorado itu datang ke rumah sakit dengan keluhan tak enak badan dan terkejut saat mengetahui lebih detail mengenai penyakitnya. Dokter mengatakan ia perlu dioperasi karena peminum berat alkohol di umur 20-an yang menyebabkan kerusakan hati.

"Saya tak tahu apa yang terjadi. Saya pergi ke rumah sakit dan berpikir mengalami pneumonia dan ternyata lima minggu kemudian pulang dengan liver baru," papar perempuan yang bekerja di tempat minum bir tersebut.

Saat berusia 30 tahun, ia diberi tahu butuh transplantasi agar tetap hidup dan operasi dilakukan pada Oktober 2023. Ia pun kini membagikan kisahnya untuk menyelamatkan nyawa-nyawa lainnya. Saat ini Lilibridge merasa sehat dan bahagia, sudah mendapat pekerjaan baru, bahkan akan segera menikah.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus