Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis yang tidak hanya membebani jantung, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD). Biasanya, tekanan darah berfluktuasi sepanjang hari, tergantung aktivitas. Namun, memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari normal bisa menandakan hipertensi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tekanan darah normal adalah 120/80 mm Hg atau lebih rendah. Tekanan darah yang lebih tinggi dari 180/120 mm Hg dianggap darurat atau krisis hipertensi, kata badan kesehatan. Kekurangan unsur mineral yang salah satunya adalah kalium dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi. Mengapa demikian?
Baca : Dua Olahraga yang Harus Dihindari Penderita Tekanan Darah Tinggi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalium adalah mineral penting yang membantu menjaga tingkat normal cairan di dalam sel. Menurut Health Harvard, mineral ini mengatur detak jantung, memastikan fungsi otot dan saraf yang tepat, dan penting untuk mensintesis protein dan memetabolisme karbohidrat. Selanjutnya, mineral membantu mengatasi kelebihan natrium pada tubuh yang merupakan salah satu alasan utama di balik tekanan darah tinggi.
Tanda-tanda Kekurangan Kalium
Kadar kalium yang rendah dalam tubuh dapat menyebabkan beberapa gejala. Ini termasuk:
- Sembelit
- Perasaan jantung berdebar atau berdebar-debar
- Kelelahan
- Kerusakan otot
- Kelemahan otot atau kejang
- Kesemutan atau mati rasa
Selain mengidentifikasi gejalanya, Anda dapat mengunjungi penyedia layanan kesehatan yang mungkin menyarankan untuk melakukan tes darah. Menurut Klinik Cleveland, kadar kalium normal untuk orang dewasa berkisar antara 3,5 hingga 5,2 mEq/L, sedangkan kadar kalium antara 3 dan 3,5 mEq/L dianggap sebagai hipokalemia ringan.
Menurut Mayo Clinic, kasus kekurangan kalium jarang terjadi, oleh karena itu tidak ada kecukupan gizi yang direkomendasikan (RDA) untuk mineral ini. Namun, diyakini bahwa 1600 hingga 2000 mg (40 hingga 50 miliekuivalen [mEq]) per hari untuk orang dewasa sudah cukup.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Cek Mitos vs Fakta Seputar Asam Urat: Betulkah Terjadi karena Obesitas?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.