Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tanggal 1 Desember, dunia memperingati Hari AIDS Sedunia sebagai momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan pandemi global ini. Meskipun telah terjadi kemajuan signifikan dalam penanganan dan pengobatan HIV/AIDS, tetap penting untuk memahami cara penularan virus ini guna melindungi diri dan orang lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagaimana HIV/AIDS Bisa Ditularkan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HIV (Human Immunodeficiency Virus) dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh tertentu dari individu yang terinfeksi HIV dengan viral load yang terdeteksi. Cairan tersebut meliputi darah, semen, cairan rektal, cairan vagina, dan ASI.
Penularan dapat terjadi jika HIV dalam cairan-cairan ini masuk ke dalam aliran darah individu yang HIV-negatif melalui membran mukosa (ditemukan di rektum, vagina, mulut, atau ujung penis), melalui luka terbuka atau lecet, atau melalui penyuntikan langsung (dari jarum atau suntikan).
- Hubungan seksual tanpa pengaman: Hubungan seks vaginal atau anal tanpa kondom dengan seseorang yang memiliki HIV dapat menyebabkan penularan. Seks anal dianggap lebih berisiko daripada seks vaginal.
- Berbagi alat suntik: Penggunaan bersama peralatan suntik, seperti jarum atau alat suntik, dengan seseorang yang memiliki HIV dapat menyebabkan penularan karena alat tersebut mungkin mengandung darah yang membawa HIV.
- Penularan dari ibu ke bayi: Seorang ibu yang memiliki HIV dapat menularkan HIV kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Namun, dengan penggunaan obat HIV dan strategi lainnya, risiko penularan ini dapat dikurangi hingga kurang dari 1 persen.
- Cedera Jarum atau benda tumpul: Risiko penularan melalui luka tusukan jarum atau cedera tumpul terutama terjadi pada pekerja kesehatan, tetapi risikonya sangat rendah.
- Hubungan seks oral: menurut gov, risiko penularan HIV melalui seks oral sangat rendah. Meskipun mungkin terjadi jika seorang pria dengan HIV ejakulasi di dalam mulut pasangannya, risikonya tetap sangat rendah.
Hal-hal yang Tidak Menularkan HIV/AIDS
Selain mengenal cara penularan HIV, penting juga untuk mengetahui hal-hal yang tidak menyebabkan virus ini tertular. Disadur dari Centers for Disease Control and Prevention, berikut adalah hal-hal yang tidak menularkan HIV.
- Donor dan transfusi darah: Risiko penularan HIV melalui transfusi darah atau organ/tulang yang terkontaminasi HIV sangat kecil karena adanya pengujian ketat pada persediaan darah dan organ yang didonasikan.
- Gigitan nyamuk: Penularan HIV melalui gigitan sangat jarang terjadi dan melibatkan luka serius dengan kerusakan jaringan yang ekstensif dan adanya darah atau cairan tubuh.
- Berpelukan, berjabat tangan, atau menyentuh Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
- Berbagi toilet, berbagi piring, atau berciuman dengan mulut tertutup dengan penderita HIV.
- Bernapas di ruangan yang sama dengan ODHA.
Pengetahuan mengenai cara HIV ditularkan dan tidak ditularkan sangat penting untuk mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap individu dengan HIV. Penting untuk memahami bahwa orang dengan HIV yang menjalani pengobatan yang tepat dan memiliki viral load yang tak terdeteksi tidak menularkan HIV kepada pasangan seksual mereka. Pencegahan penularan HIV melibatkan edukasi, penggunaan kondom, dan akses universal terhadap pengobatan HIV.