Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial juga memainkan peran penting dalam memengaruhi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Kampanye kesehatan masyarakat menggunakan prinsip-prinsip pengaruh sosial untuk mempromosikan perilaku seperti makan sehat dan aktivitas fisik. Misalnya, kampanye yang menampilkan influencer yang menjalani gaya hidup sehat dapat mendorong pengikut untuk mengadopsi perilaku serupa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian yang dilakukan oleh John Powell pada tahun 2023 menunjukkan bahwa pemasaran makanan ringan yang tidak sehat oleh influencer kepada anak-anak sekolah dasar di Inggris meningkatkan asupan kalori langsung mereka, dan bahwa pengungkapan iklan tidak mencegah efek ini.
Anak-anak yang terpapar pemasaran makanan ringan yang tidak sehat oleh influencer di Instagram memiliki asupan rata-rata yang jauh lebih tinggi terhadap makanan ringan ini, sedangkan promosi makanan sehat tidak meningkatkan asupan mereka, yang menunjukkan efek khusus pada jenis makanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam studi YouTube, anak-anak yang terpapar pemasaran makanan oleh influencer dengan atau tanpa pengungkapan iklan mengonsumsi lebih banyak makanan ringan yang dipasarkan dibandingkan dengan makanan ringan alternatif, dan adanya pengungkapan tersebut menyebabkan peningkatan asupan dibandingkan dengan kontrol.
Dalam studi lain, anak-anak diperlihatkan profil Instagram dari para influencer yang memiliki gaya hidup aktif atau influencer dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak, dengan masing-masing profil influencer mempromosikan camilan sehat atau tidak sehat. Ketika camilan sehat dipromosikan, tidak ada peningkatan signifikan dalam pilihan camilan antara kedua tipe influencer. Namun, ketika kedua influencer mempromosikan camilan tidak sehat, anak-anak lebih sering memilih camilan sehat dalam kondisi influencer yang tidak banyak bergerak dibandingkan dengan kondisi influencer yang aktif.
Penelitian tersebut menyebut Anak-anak secara eksplisit menjadi target iklan makanan karena mereka dianggap rentan terhadap pemasaran produk yang persuasif. Paparan anak-anak terhadap pemasaran makanan oleh influencer merupakan topik yang paling umum dimasukkan dalam penelitian.
Pemasaran makanan ringan yang tidak sehat kepada anak-anak melalui influencer secara signifikan berhubungan dengan peningkatan asupan kalori. Pembawa pesan mungkin lebih penting daripada pesan itu sendiri, dan gaya hidup influencer juga dapat memengaruhi pilihan keputusan diet anak-anak.
Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa anak-anak cenderung memilih camilan yang lebih sehat daripada camilan yang tidak sehat ketika camilan yang tidak sehat dipromosikan oleh influencer yang tidak banyak bergerak atau kelebihan berat badan. Keinginan untuk menghindari konsekuensi negatif yang dirasakan dari makanan tidak sehat mungkin telah mendorong pilihan ini.
PSYCHOLOGY TODAY | SCIENCE DIRECT
Pilihan editor: Membedah Mekanisme Persuasi Influencer di Media Sosial