Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kenali Perbedaan Maag dan GERD dari Penyebab dan Gejalanya

Maag dan GERD seringkali dianggap sama. Padahal, keduanya berbeda. Inilah perbedaan keduanya berdasarkan penyebab dan gejalanya.

6 Juli 2022 | 16.12 WIB

Ilustrasi maag. freepik.com
Perbesar
Ilustrasi maag. freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Orang-orang sering menganggap maag dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) sebagai penyakit yang sama. Padahal, keduanya memiliki penyebab dan gejala yang berbeda.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Sakit maag dan GERD bisa dibilang 11-12, seringkali mirip atau tumpang tindih dengan sedikit perbedaan. Pengobatan dan manajemennya serupa," kata dokter dari Departemen Penyakit Dalam-Gastroenterologi RSCM dan RSUI, Muhammad Firhat Idrus, dikutip dari Koran Tempo edisi Minggu, 26 Juni 2022.

Penyebab

Dilansir dari Everyday Health, maag adalah luka kecil di lapisan perut atau bagian pertama dari usus (duodenum). Maag sering diperparah oleh asam lambung, tapi biasanya tidak disebabkan oleh asam itu sendiri. Kemungkinan besar penyebabnya adalah bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) atau mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sedangkan GERD merupakan kondisi asam lambung naik dari perut ke kerongkongan. Ini biasa disebut dengan asam lambung. GERD lebih sering disebabkan gaya hidup, sehingga asam lambung mudah naik ke kerongkongan. Misalnya, konsumsi makanan tinggi lemak dan makanan pedas, sering terpapar asap rokok, kegemukan, serta kehamilan.

Gejala 

Gejala maag adalah rasa tidak nyaman di perut, nyeri di ulu hati, mual, muntah, kembung, begah, cepat kenyang, dan muntah. Sementara gejala GERD umumnya rasa terbakar di dada dan sendawa asam di mulut.

Meski begitu, tidak semua yang mengalami hal ini bisa didiagnosis terkena GERD. Jika kondisi ini terjadi setidaknya dua kali seminggu, baru bisa dianggap GERD.

Meski maag dan GERD berbeda, namun ada cara untuk menghindari keduanya. Cobalah menghindari makanan pemicu asam lambung, seperti makanan tinggi lemak, pedas, asam, gorengan, dan cokelat.

Selain itu, makanlah teratur tiga kali sehari. Beri jeda antara makan dan istirahat. Jangan langsung tidur setelah makan.

Terapkan gaya hidup sehat dengan makan sayur dan buah, cukup istirahat, serta berolahraga. Cobalah menurunkan berat badan bila obesitas.

Terakhir, cobalah mengelola stres. Melakukan hal-hal ini akan membuat terhindar dari masalah lambung, seperti maag dan GERD.

AMELIA RAHIMA SARI

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus