Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Kontrol Hipertensi, Begini Cara Mengukur Tekanan Darah di Rumah

Dokter membagikan tata cara mengukur tekanan darah yang baik dan benar di rumah untuk mendapatkan hasil yang valid bagi pasien hipertensi.

17 Mei 2022 | 21.56 WIB

Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi cek tekanan darah. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Orang dapat dikategorikan hipertensi atau tekanan darah tinggi jika hasil pengukuran tekanan darah di rumah lebih besar atau sama dengan 130/85 mmHg. Sementara pengukuran di klinik biasanya digunakan batas yang lebih tinggi, yaitu di atas 140/90 mmHg. Pengurus Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia Dr. dr. Amanda Tiksnadi, Sp.S, membagikan sejumlah tahapan atau tata cara mengukur tekanan darah yang baik dan benar di rumah untuk mendapatkan hasil yang valid.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut pengalamannya, biasanya ada pasien yang khawatir atau takut mengukur tekanan darah di rumah sakit sehingga menyebabkan hasilnya cenderung lebih tinggi jika dibandingkan di rumah. Ia menjelaskan kondisi tersebut kemungkinan berkaitan dengan efek hipertensi jas putih. Istilah itu merujuk pada perasaan takut ketika bertemu dengan petugas kesehatan yang identik dengan jas putih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amanda mengatakan suasana rumah cenderung memberikan kesan akrab dan tenang sehingga angka pengukuran tensi lebih rendah dibandingkan di rumah sakit. Namun, jika pengukuran di rumah menghasilkan angka yang tinggi, ia menegaskan pasien harus waspada dan menyarankan berkonsultasi ke dokter.

“Kalau memang care, itu baiknya di-follow up, apakah memang hipertensi ini perlu dikontrol lebih jauh sebelum terjadinya komplikasi yang tidak bisa pulih kembali atau irreversible,” jelasnya.

Untuk mengukur tekanan darah sendiri, Amanda menyarakan pasien duduk dalam kondisi tenang dan rileks setidaknya menunggu 2-5 menit sebelum menekan alat ukur tekanan darah. Gunakan kursi, bersandar agar tubuh semakin rileks. Posisi kaki tidak boleh menggantung atau menyilang, harus menapak di atas lantai.

“Jangan lupa, selama beraktivitas, duduk, berdiri, ngobrol, jalan, itu cenderung menaikkan tensi. Jadi, takutnya malah memberikan diagnosis tensi berlebihan, padahal sebetulnya bukan. Makanya, tata cara mengukur tensi yang baik dan benar itu harus diperhatikan,” paparnya.

Amanda menyarankan pengukuran dilakukan sebanyak dua kali sehari, yaitu satu jam setelah bangun tidur dan malam sebelum tidur. Sekitar 30 menit sebelum mengukur tekanan darah disarankan tidak merokok dan minum kopi atau minuman yang mengandung kafein, tidak beraktivitas atau berolahraga yang berat, dan jangan meminum obat terlebih dulu.

Setelah kondisi-kondisi tersebut terpenuhi, pasien dapat memulai melakukan pengukuran dengan memasang manset pada tensimeter di lengan atas, tepat dua jari dari siku. Kemudian ukur tekanan darah sebanyak tiga kali dengan selang satu menit dan catat hasilnya.

“Ingat, setiap kali mengukur kita lakukan tiga kali, yang pertama biasanya kita buang. Kemudian, angka hitung yang kedua dan ketiga ini kita rata-ratakan, jadi inilah yang kita laporkan sebagai tekanan darah,” jelas Amanda.

Jika pasien curiga hasil tensi menunjukkan angka yang tinggi, Amanda menyarankan dilakukan pemantauan mandiri terlebih dahulu selama tiga hari berturut-turut.

“Tentunya apabila hasil ini telah ada, tetap harus dikonsultasikan, apakah memang menderita hipertensi atau memang normal, karena memang ada sedikit perbedaan (hasil pengukuran antara di rumah dan di rumah sakit). Jadi, tetap anjurannya adalah dikonsultasikan setelah ada hasil pemantauan,” katanya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus