Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Lama Sebelum Pewarna Ditemukan Indistri, Bahan-bahan Ini Dipakai untuk Batik

Untuk mendapatkan warna biru untuk pewarna alami batik, daun nila dapat dicampur dengan air kapur.

19 Oktober 2022 | 12.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lama sebelum pewarna kain ditemukan, batik diwarnai dengan pewarna dari bahan-bahan alami. Pewarna alami ini membuat proses pembuatan batik menjadi lebih lama namun membuat warna kain menjadi sangat khas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari laman Info Batik, sehelai batik terdiri dari bermacam-macam elemen, seperti corak, ketebalan kain, kehalusan kain, dan warna. Pewarna alami didapat dari berbagai macam tumbuhan atau makhluk hidup di alam.

Berikut beberapa bahan alami untuk pewarna batik:

  1. Kunyit

Kunyit atau kunir memang sudah sejak lama dipergunakan sebagai pewarna alami, baik makanan ataupun batik. Jenis rempah ini paling mudah ditemukan di dapur. Jika kunyit dicampurkan dengan buah jarak dan jeruk, akan menghasilkan warna hijau tua, dan apabila dicampurkan dengan nila atau indigo, akan menghasilkan warna hijau muda.

  1. Biji Buah Pinang

Biji buah pinang yang dipakai adalah yang sudah tua. Pohon pinang tumbuh di berbagai tempat di Indonesia. Pohonnya cukup tinggi dengan batang yang kecil dan kurus, tidak mempunyai cabang atau ranting. Mirip pohon kelapa tanpa gerigi di pohonnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biji buah pinang yang sudah tua ditumbuk sampai halus, kemudian dicampur air supaya menjadi larutan pewarna. Warna batik yang dihasilkan adalah coklat kemerahan dan hitam pada kain batik.

  1. Kulit Akar Mengkudu

Mengkudu atau ada juga yang meyebut pace dalam bahasa Jawa, bisa dipergunakan sebagai pewarna alami yang menghasilkan warna merah merah tua atau merah kecoklatan.

  1. Kulit Pohon Mundu

Biasa disebut dengan buah apel jawa. Apabila dicampur dengan tawas akan menghasilkan warna hijau.

  1. Daun Nila/Indigo

Disebut juga dengan pohon tarum atau pohon indigo, daun nila dapat menghasilkan warna  biru apabila dicampur dengan air kapur. Warna biru yang dihasilkan diambil dari daunnya yang menghasilkan zat yang jika tercampur dengan oksigen akan menghasilkan zat yang mengikat dengan sangat kuat pada kain batik dan juga tidak mudah pudar ketimbang jenis pewarna lainnya. 

  1. Kulit Buah Manggis

Buah yang terkenal dengan rasanya yang manis asam, segar, kulitnya juga bisa digunakan  sebagai obat tradisional. Kulit buah manggis mempunyai zat tannin terbaik, yaitu zat  warna yang dimiliki tumbuhan. Kulit manggis bisa menghasilkan warna merah, ungu, dan biru.

Caranya adalah dengan mengaluskan kulit buah manggis dengan ditumbuk, lalu rendam dengan larutan  etanol. Setelah itu dikeringkan sebelum siap digunakan sebagai bahan pewarna alami  kain batik.

  1. Daun Jambu Biji

Daun jambu biji mempunyai senyawa yang sangat mudah diserap kain, dan bisa menghasilkan warna  kuning sampai warna kecoklatan pada kain.

IDRIS BOUFAKAR

Baca juga: 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus