Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Lora Fadil, sedang menjadi perbincangan publik. Hal ini disebabkan oleh foto dirinya bersama dengan tiga istrinya saat pelantikan di gedung DPR pada Selasa, 1 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perwakilan partai NasDem ini mengaku bahwa ketiganya adalah istri sah. Fadil mengatakan bahwa sudah 22 tahun berumah tangga dan 8 tahun hidup dengan tiga istri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Waktu pelantikan periode pertama 2009, masih bawa dua istri. Tahun 2014 saya sudah bawa tiga istri,” katanya.
Melansir dari situs Psychology Today, beristrikan lebih dari satu orang alias poligami adalah hak setiap orang. Namun, ini bisa menimbulkan dampak yang negatif, khususnya pada anak.
Dosen psikologi senior di Brunel University London, Inggris, Michael Prince mengatakan bahwa dari sisi ekonomi, anak tidak bisa mendapatkan kebutuhannya secara penuh. Terlebih, dengan keluarga yang punya banyak anak.
Foto anggota DPR RI, Lora Achmad Fadil Muzakki Syah, alias Lora Fadil, viral di media sosial karena membawa tiga istrinya saat pelantikan anggota DPR RI pada Selasa, 1 Oktober 2019. Anggota dewan dari Fraksi Nasdem ini telah menjalin rumah tangga bersama tiga istri sejak 8 tahun terakhir. Facebook/Fadil Muzakki Syah
“Suami yang berpoligami sering mengatakan bahwa kebutuhan anak sudah tercukupi dengan baik. Tapi, coba Anda bandingkan dengan gaji yang diterima oleh suami dan dibagi kepada satu atau dua orang anak saja? Tentu lebih besar dan lebih memuaskan,” katanya.
Dampak negatif lain juga terbentuk dari segi sosial. Menurut Prince, anak yang memiliki orang tua berpoligami akan sering merasakan perundungan sebab secara umum gambaran masyarakat tentang kehidupan rumah tangga itu terbentuk dari satu suami, satu istri, dan anak.
“Karena adanya perbedaan dalam susunan keluarga, anak-anak menjadi sering mendapatkan tekanan sosial,” katanya.
Dengan tekanan sosial ini pula, Prince mengatakan bahwa hal tersebut bisa mempengaruhi kesehatan psikis anak.
“Kalau anak-anak tidak kuat dengan pandangan sosial yang terus melihatnya berbeda, ini bisa menyebabkan depresi dan gangguan mental lain,” jelasnya.