Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Malas Bergerak, Mengapa Gaya Hidup Mager tidak Sehat?

Malas bergerak kurangnya aktivitas fisik yang berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh

18 Februari 2023 | 06.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita makan di tempat tidur. Freepik.com/Bearfotos

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Malas bergerak atau mager tergolong gaya hidup yang tidak sehat. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyarankan gaya hidup aktif untuk mencegah penyakit. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mager kurangnya aktivitas fisik yang berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh. Sport Sciences for Health memperkuat saran itu sekaligus menunjukkan peningkatan jumlah waktu tidak melakukan apa-apa berdampak buruk terhadap kesehatan mental.

Mager perlu dicegah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya hidup sedentari atau sering diartikan malas bergerak itu pola perilaku yang minim melakukan aktivitas atau kegiatan fisik. Sering mager bisa meningkatkan risiko gangguan kesehatan. Menurut WHO, gaya hidup sedentari salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. 

Pada 2008, European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) melaporkan, kematian akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan karena obesitas. Risiko mengalami lebih banyak masalah kesehatan akan  meningkat apabila diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan tak sehat seperti merokok atau minum alkohol.

Saat bekerja sambil duduk lama, membungkuk atau melengkung menjadikan tulang belakang tegang. Paru-paru tidak mendapat ruang cukup untuk mengembang optimal sehingga kadar oksigen yang bisa diedarkan ke seluruh tubuh makin sedikit. Sirkulasi juga akan terganggu jika kurang bergerak. Kurangnya oksigen yang diterima otak bisa menyebabkan konsentrasi merosot.

Aktivitas fisik mampu merangsang aliran darah banyak oksigen ke otak dan memperbaiki sel juga jaringan. Kurang aktivitas fisik menyebabkan fungsi otak menurun sehingga dalam jangka panjang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif.

Banyak manfaat dari olahraga salah satunya mencegah kemalasan. Berolahraga walaupun sebentar saja meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi kecemasan, stres, depresi. Coba membiasakan diri berjalan kaki atau bersepeda untuk melawan rasa malas.

Ada berbagai cara untuk tidur lebih nyenyak saat malam. Misalnya, tidak menonton sebelum tidur hingga membatasi waktu tidur siang tidak berlebihan. Selalu mengusahakan tidur selama tujuh jam hingga delapan jam setiap malam supaya merasa segar. Mengutip Verrywell Mind, rutinitas tidur yang sehat membantu pikiran merasa seimbang dan berenergi untuk lebih produktif.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus