Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mario Dandy Satrio Pamer Barang Mewah, Ini Alasan Orang Flexing

Mario Dandy Satrio sering memamerkan berbagai barang mewahnya di media sosial. Apa penyebab orang lakukan flexing?

25 Februari 2023 | 20.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mario Dandy Satrio sering memamerkan berbagai barang mewahnya di media sosial. Perilaku anak pejabat di Direktorat Jenderal Pajak Rafael Alun Trisambodo itu menarik perhatian masyarakat luas termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sri Mulyani mengecam gaya hidup mewah keluarga pejabat Dirjen Pajak. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harta kekayaan Rafael Alun yang mencapai Rp 56 miliar juga menjadi perbincangan di kalangan warganet. Mario Dandy Satrio beberapa kali memamerkan barang mewah seperti Harley Davidson hingga mobil jeep Rubicon yang ditaksir senilai miliaran rupiah. Sebenarnya apa penyebab orang menunjukkan perilaku flexing? 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pakar psikologi sosial dari Universitas Indonesia Dicky C. Pelupessy, Ph.D. menilai bahwa orang yang menunjukkan perilaku flexing atau pamer kekayaan di media sosial cenderung memiliki masalah insecurity atau ketidakamanan dan self-esteem atau harga diri yang rendah.

"Sebenarnya kalau kita lihat dari kacamata psikologis, di situ ada problem dengan self-esteem orang tersebut. Ada problem dengan rasa aman, rasa nyamannya, jadi ada insecurity yang kemudian dia cari kompensasinya," kata Dicky pada Sabtu 25 Februari 2023.

Dicky menjelaskan sebenarnya setiap manusia menyadari tentang dirinya sendiri yang menjadi penggerak dari perilaku seseorang. Ketika kesadaran diri dan rasa penghargaan terhadap dirinya sendiri rendah, seseorang ingin mendapatkan pengakuan dan pujian bahwa dirinya lebih baik yang datang dari luar dirinya atau orang lain. Yang menjadi masalah, sebagian orang merasa bahwa flexing bisa dijadikan sebagai cara kompensasi untuk mendapatkan pengakuan tersebut.

"Dia berusaha mengompensasi dengan cara flexing. Dia pikir kalau, 'Saya punya harta benda yang mahal, yang mungkin tidak semua orang bisa miliki, terbatas', dia pikir itu akan membuat dia akan dinilai orang lebih baik dan lebih hebat. Kemudian nanti, 'Saya akan mendapat sehingga saya merasa aman dan nyaman'," kata Dicky.

Apabila seseorang tidak bisa berdamai dengan dirinya, maka orang tersebut akan merasa cemas terus-menerus, termasuk merasa tidak aman dan rendah diri terus-menerus. Jika hal ini terus ditumpuk, maka akan menimbulkan masalah secara psikologis.

Apakah ada orang di lingkungan Anda yang suka memamerkan gaya hidup mewah?

Pilihan Editor: Berbagai Arti tentang Flexing tak hanya Pamer

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus