Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Meluruskan Gigi Dan Kandungan

Obat antibiotik yang dapat merusak gigi & kandungan. bagi wanita hamil ada juga obat (tablet hormon) yang dapat mengganggu kehamilan. (ksh)

23 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI sebuah balai pengobatan jauh dari Kota Malang, seorang dokter berhadapan dengan anak yang kurus kering. Anak itu disiksa infeksi yang menyerang perutnya. Di dalam kotak obat, dokter yang masih muda itu hanya menemukan tetrasiklin dari hampir 30 macam antibiotika yang ia ketahui. Tak ada pilihan lain, akhirnya ia berikan juga obat itu. Sekalipun ia tahu tetrasiklin akan mengganggu pertumbuhan tulang dan gigi anak yang menyerahkan diri padanya. Penggunaan tetrasiklin sampai awal 1977 masih menonjol. Jangankan di desa terpencil, di Jakarta sekalipun obat bisa membawa efek jelek itu masih juga digunakan dokter. Padahal sudah sejak 20 tahun diketahui efek sampingnya terganggunya pertumbuhan tulang dan gigi. Sebuah survei yang dilakukan Freddy Wilmana dan kawan-kawan dari Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta, mencatat tetrasiklin mengambil bagian 60% dari seluruh resep antibiotika yang dituliskan dokter umum. Obat ini digunakan untuk menyembuhkan infeksi akibat serangan kuman, seperti tifus. Tetapi ada juga dokter yang menggunakannya untuk mengatasi jerawat. Untuk infeksi, tetrasiklin memang ampuh, cuma dia juga melakukan pekerjaan yang tercemar, seperti mengikat zat kapur dalam tubuh sehingga mengganggu pembentukan tulang. Akibatnya gigi bisa berwarna kuning dan sulit hilang. Jika diberikan pada ibu yang sedang mengandung obat ini bisa menembus ari-ari dan mengganggu janin di situ. Setelah lahir bayi menderita kelainan kerangka tubuh dan pertumbuhan tulangnya terhambat. Gigi-susunya pun bisa mandek tak tumbuh. Penggunaan tetrasiklin banyak berkurang sejak awal 1970-an. "Penderita kolera seringkali tidak perlu mendapat tetrasiklin. Sebab pada waktu itu pengobatan kolera dengan rehidrasi berkembang dengan meyakinkan," kata dr. W.A.F.J. Tumbelaka, kepala bagian anak RSCM, Jakarta. Dia menceritakan tetrasiklin ini mungkin masih banyak dipergunakan di daerah terpencil. Dokter di sana terpaksa menggunakannya, karena kabarnya cuma itlah obat antibiotika yang tersedia. Embrio Di kota-kota besar para dokter yang bijaksana tidak lagi menuliskan obat ini untuk pasien mereka. Ahli kandungan terutama. "Karena masib banyak jenis antibiotika, tetrasiklin dan sebangsanya sudah tidak diberikan lagi kepada ibu yang sedang hamil," kata Dr. Sudraji Sumapraja yang mengepalai sub-bagian kandungan dan reproduksi manusia, RSCM. Menurut Sudraji pemilihan obat yang tepat untuk wanita hamil sangat penting demi kesehatan dan kesejahteraan bayinya di kemudian hari. Karena anggota tubuh embrio manusia ada saatnya sangat peka terhadap bahan teratogenik (yang dapat menimbulkan cacat). Umpamanya pada embrio umur 15 - 25 hari peka terhadap terjadinya cacat syaraf, 24 - 30 hari peka untuk mata, 24 - 36 hari peka untuk kaki, 20 - 40 hari peka untuk jantung. "Sejauh yang diketahui sampai sekarang setiap obat yang diberikan kepada ibu hamil akan sampai juga kepada embrio. Tidak peduli berapa dosis obat itu atau umur kehamilannya," sambungnya. Obat-obat lain yang kini dilarang pemakaiannya oleh wanita hamil adalah Thalidomide, Erometrine, Warfarin, Dietilstibestrol dan hormon penguji kehamilan (dulu merknya Duogynon). Vaksin-vaksin yang mengandung virus hidup, karena mudah melewati ari-ari dan menyergap janin, juga dilarang. Tablet hormon untuk menguji kehamilan di Indonesia ini masih dipergunakan. Beberapa negara di Eropa sudah melarangnya. Singapura juga melarang pemakaian obat ini. Tempo hari tablet hormon yang beredar di sini menggunakan nama Duogynon. Tapi begitu Eropa heboh mengenai efek samping obat ini yang bisa mengakibatkan cacat bawaan, P.T. Schering Indonesia yang memproduksi obat tersebut di sini, buru-buru menyebarkan surat kepada para dokter bahwa obat itu sudah tidak dibuat lagi. Kemudian diperkenalkan obat yang bernama Cumorit dengan unsur hormon yang sebenarnya sama saja. "Duogynon sudah terjual habis, sekarang yang dibuat hanya Cumorit," kata seorang staf dari Schering Indonesia minggu lalu. Iwan Sendiri Tablet hormon ini digunakan secara salah oleh sebagian dokter. Menurut Sudraji wanita yang resah karena haidnya tak kunjung datang akan mengadukan keluhannya kepada dokter. Biasanya dokter akan memberikan 2 tablet pil hormon dengan penjelasan: "Kalau haid datang ibu pasti tidak hamil. Tapi kalau tidak datang seminggu setelah makan 2 tablet ini, kemungkinan besar ibu hamil." Wanita yang mengharapkan dengan memakan tablet hormon itu akan "menggugurkan " kehamilan sebenarnya meletakkan harapan yang salah. "Karena suatu kehamilan tidak dapat digugurkan dengan 2 tablet hormon. Lagi pula kalau ingin mengetahui apakah seorang ibu hamil, tunggu saja beberapa hari lagi. Periksa air kencingnya. Hamil atau tidak pasti akan diketahui," kata Sudradji pula. Bagaimana efek samping sesuatu obat secara spesifik mempengaruhi orang di sini? Sejak 1975 -- selama 3 tahun -- monitoring obat-obatan yang dipimpin dr. Iwan Darmansjah, kepala bagian farmakologi FKUI telah memberikan sumbangan yang memadai untuk para dokter dan masyarakat luas. Usaha yang baik ini kemudian "diambil-alih" direktorat jenderal pengawasan obat dan makanan Depkes tahun 1978. Tapi sayang, sampai sekarang monitoring boleh dikatakan terhenti. Pencetakan formulir yang akan disampaikan kepada dokter-dokter saja tak bisa dilakukan, kata sebuah sumber. "Kalau sampai bulan April mendatang tidak ada kejelasan mengenai pekerjaan panitia monitoring itu, saya akan kembali mengerjakannya sendiri," Iwan Darmansjah bertekad. Untuk tekad itu Iwan harus berhadapan dengan kesulitan pembiayaan. Satu tahun ia membutuhkan hanya sekitar Rp 3 juta untuk mengamati pengaruh pemakaian obat-obatan di sini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus