Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

E, janji lagi

Kebebasan beragama akan diberikan. akan membayar kembali kerugian para pengusaha. menyusul berbagai perubahan untuk memperbaiki citra presiden babrak kamal.

23 Februari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Babrak Karmal yang didukung Soviet mencoba memperbaiki citra komunis di Afghanistan. Berbagai perubahan diadakannya terutama dalam menghadapi kaum ulama. Ia tampak ingin dipandang berbeda dari pemerintah sebelumnya, yaitu semasa Taraki dan Hafizullah Amin. Misalnya, Karmal telah mencanangkan bahwa kebebasan beragama dan beribadat akan diberi kekuatan hukum dalam perundang-undangan Afghanistan yang baru. Dia juga menghimbau suatu kerjasama dengan kaum agama yang ternyata masih punya pengaruh besar dalam masyarakat Afghanistan yang tradisional. Bahkan dia juga berjanji membebaskan seluruh tokoh agama yang selama masa kedua rezim lalu ditahan. "Semasa kedua rezim itu, kegiatan agama Islam telah mengalami pembatasan yang ketat," kata Karmal dalam suatu pidato radio akhir Januari. Dia berjanji akan bersikap luwes. Tapi banyak tokoh Islam tradisional meragukan janjinya. Soalnya, stempel 'pemerintahan atheis' sudah melekat sejak Nur Mohammad Taraki mengambil alih kekuasaan secara berdarah dari Presiden Mohammad Daoud, April 1978. Kalangan agama itu telah melihat program yang dilancarkan rezim Taraki bahkan lebih keras lagi dilanjutkan oleh rezim Amin. Taraki getol melancarkan program landreform. Setiap keluarga hanya diizinkan memiliki tanah seluas sekitar 1,2 sampai 2,4 hektar. Sedang sisanya dirampas oleh negara dan kemudian dibagikan kepada petani buruh yang tak memiliki tanah. Kebetulan banyak tokoh agama terpukul dalam hal ini. Menurut Fateh Mohammed Tarin, yang sejak masa pemerintahan Taraki sampai Karmal menjabat Deputi Menteri Perencanaan, sampai sekarang sekitar 300.000 kepala keluarga sudah menerima pembagian tanah. Cuma sebuah survei tak resmi menyebutkan bahwa bukan petani yang mendapat pembagian tanah itu. Masih ada soal lain yang membuat kalangan agama menolak rezim komunis itu. Misalnya yang menyangkut tradisi mas kawin dan pinjaman petani. Adalah suatu kebiasaan di masyarakat tradisional Afghanistan bahwa pria harus membayar uang kepada keluarga pengantin wanita. Jumlahnya berkisar antara Rp 1,3 juta sampai Rp 2,3 juta. Rezim komunis segera menghapuskan sistem mas kawin itu, memberikan persamaan hak kepada wanita. Juga menghapuskan seluruh pinjaman petani kepada tuan tanah. Paling tidak jalan yang ditempuh rezim ini secara langsung merugikan kepentingan kalangan tuan tanah, yang hampir sebagian besar juga tokoh agama di negara itu. Tidak Peduli Rezim Karmal, seperti diungkapkan Tarin, akan membayar kembali kerugian yang dialami kalangan pengusaha menengah. Semasa rezim sebelumnya, banyak harta benda seperti rumah atau truk milik pengusaha menengah yang dirampas. Tapi mengenai program landreform, rezim ini tampaknya tak akan mundur. Perubahan lain ialah mengenai perdagangan luar negeri yang selama ini dipegang sepenuhnya oleh perusahaan impor-ekspor milik negara. Monopoli ini akan dikurangi rupanya. Hanya perdagangan barang kebutuhan pokok yang akan tetap berada di tangan pemerintah. "Dalam waktu 10 tahun mendatang sektor swasta akan memegang peran yang menentukan," kata Tarin yang dikutip Wall Street Journal. Dari 18 juta penduduk Afghanistan 90% masih buta huruf (Latin). Dan 80% hidup dalam kemiskinan. Kebutuhan sehari-hari mereka dapat dari hasil tanaman sendiri atau hasil peternakan. Umumnya sekedar mencukupi kebutuhan minimal manusia. Seorang pengusaha yang sekarang mengungsi di Pakistan sampai pada kesimpulan: "rakyat Afghanistan itu betul-betul tidak peduli siapa yang memerintah."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus