Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang rentan terjadi di daerah tropis terutama saat musim hujan. Apa gejala dari penyakit ini? Mengapa DBD dapat menyebabkan risiko kematian?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DBD atau biasa dikenal dengan demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Secara tampilan, nyamuk ini cukup mudah dikenali dengan warna belang hitam putih dengan ciri fisik kecil. Biasanya nyamuk ini sering ditemukan di tempat yang kotor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Mayo Clinic, biasanya gejala akan muncul empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk. Penyakit ini dapat menyebabkan demam tinggi hingga 40 derajat Celcius. Selain itu, beberapa gejala lainnya, antara lain:
- Sakit kepala
- Nyeri otot, tulang atau sendi
- Mual dan muntah
- Sakit di belakang mata
- Kelenjar bengkak
- Ruam
Kebanyakan orang pulih dalam waktu seminggu atau lebih. Namun, dalam kasus yang parah, demam berdarah bisa berakibat fatal. Dalam beberapa kasus, gejalanya memburuk dan dapat mengancam jiwa. Ini disebut dengue berat, demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue.
Apabila pasien demam berdarah tidak segera diberi penanganan, maka akan mengalami berbagai komplikasi serius. Komplikasi tersebut seperti kerusakan pembuluh darah dan kelenjar getah bening yang dapat menyebabkan pendarahan atau kebocoran plasma darah.
Bocornya plasma darah pada pasien juga bisa menyebabkan syok hipovolemik (sindrom syok dengue). Akibatnya, pasien akan kehilangan banyak cairan meski sudah banyak minum atau mendapatkan cairan infus. Jika sudah mencapat tahap ini, sistem organ akan gagal menjalankan fungsinya sehingga mengakibatkan kematian.
Tanda-tanda peringatan bahwa demam berdarah parah dan darurat dapat berkembang dengan cepat. Tanda peringatan biasanya dimulai pada hari pertama atau kedua setelah demam hilang, antara lain:
- Sakit perut yang parah
- Muntah terus menerus
- Pendarahan dari gusi atau hidung
- Darah dalam urin, feses, atau muntahan
- Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar
- Pernapasan yang sulit atau cepat
- Kelelahan
- Lekas marah atau gelisah
Mengutip journal.ugm.ac.id, penelitian tentang Faktor Risiko Kematian Akibat Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Pendidikan Tersier Yogyakarta, obesitas dan syok berkepanjangan merupakan faktor risiko kematian DBD pada anak. Pada penelitian tersebut ditenemukan 29 kematian dan 58 pasien yang selamat.
Probabilitas risiko kematian pada anak obesitas enam kali lebih tinggi dibandingkan anak non obesitas dan probabilitas kematian pada anak dengan syok berkepanjangan 12 kali lebih tinggi dibandingkan anak tanpa syok berkepanjangan.
Pilihan Editor: Mengapa Nyamuk Dengue Penyebab DBD Merajalela Saat Suhu Tinggi?