Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengenal 4 Mainan Anak Tradisional yang Kini Mulai Jarang Dimainkan

Tak hanya latto-latto, berikut beberapa opsi mainan anak tradisional yang dapat dimainkan anak-anak.

19 Desember 2022 | 07.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sejumlah pelajar beradu cepat menggunakan Egrang saat Festival Dolanan Anak dalam rangkaian Hari Jadi ke-197 Kabupaten Wonosobo di Alun-Alun kota Wonosobo, Jawa Tengah, Kamis 21 Juli 2022. Berbagai permainan tradisional seperti Bul Bulan, Gobak Sodor, Egrang, Yeye dan Bentengan yang dimainkan oleh ratusan pelajar tersebut bertujuan untuk menghibur masyarakat sekaligus melestarikan permainan tradisional yang mulai ditinggalkan generasi muda. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seiring dengan maraknya mainan latto-latto yang lagi ngetren di kalangan anak-anak, semakin memunculkan memori tentang mainan anak tradisional dahulu yang sering dimainkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa mainan anak tradisional yang kini sudah jarang dimainkan anak-anak Indonesia:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Congklak

Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Jakarta, congklak biasa juga disebut dengan punggah. Permainan ini dilakukan oleh dua orang pemain menggunakan papan congklak dan biji congklak. Biji congklak adalah biji yang terbuat dari bekas rumah keong-keong kecil, kerang kecil, atau biji sawo. Sedangkan papan congklak terdiri dari 7 lubang dengan di ujung kedua sisi papan terdapat lubang dengan yang besar.

Untuk memulai permainan, setiap lubang diisi 7 biji congklak. Sementara itu, dua lubang besar yang terdapat di kedua sisi ujung papan dibiarkan kosong. Saat permainan berlangsung, kedua pemain akan memindahkan biji-biji tersebut dari satu lubang satu ke lubang lainnya secara berurutan dan bergantian. Cara memindahkan biji-biji congklak ini dilakukan oleh kedua pemain, searah dengan jarum jam. Di mana satu lubang diisi oleh satu biji begitu seterusnya hingga biji yang digenggam di tangan pemain habis.

2. Gasing

Dilansir dari laman Pemerintah Kota Surakarta, gasing adalah mainan anak-anak yang terbuat dari kayu. Cara memainkan permainan ini cukup mudah, yakni dengan melilitkan tali ke leher gasing, lalu ayunkan gasing ke arah tanah dengan melepaskan tali dengan cepat. Saat gasing berputar, aturan bagi gasing yang berputar paling lama yang akan menjadi pemenangnya.

3. Egrang

Mainan ini merupakan mainan anak tradisional yang terbuat dari bambu yang digabungkan dengan potongan bambu kecil sebagai pijakan. Tak hanya itu, ada juga egrang yang terbuat dari batok kelapa yang diikat dengan tali. Cara memainkan permainan ini adalah dengan berdiri di atas pijakan bambu atau batok kelapa dengan menjepitkan sela-sela kaki dengan tali yang telah terpasang. Permainan ini membutuhkan keseimbangan khusus agar badan tidak jatuh.

4. Kelereng

Mengutip laman Dinas Kebudayaan Jakarta, permainan ini dilakukan di bidang datar dan dimainkan oleh dua orang atau lebih. Kelereng adalah permainan yang terbuat dari bola-bola kecil yang dibuat dari tanah liat, marmer, atau kaca.

Sebelum permainan dimulai, langkah pertama adalah membuat sketsa lingkaran dari kapur, batu arang, atau lidi di permukaan tanah dengan diameter sekitar 7 sentimeter. Setiap pemain meletakkan satu kelerang sebagai pasangan atau taruhan ke dalam lingkaran. Lalu para pemain berdiri berjajar di belakang garis, untuk melakukan undian dengan cara melemparkan gundu gacoannya hingga sedekat mungkin dengan gundu taruhan di dalam lingkaran.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus