Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Platonic relationship adalah istilah untuk menyebut suatu hubungan yang saling menyayangi atau mencintai namun tidak ada hasrat seksual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Biasanya, kedekatan antara laki-laki dan perempuan akan berujung pada hubungan yang romantis. Namun, hal ini tidak berlaku bagi yang menganut platonic relationship.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika dunia sering kali dikuasai oleh perasaan romantis dan penuh gairah, maka platonic relationship menawarkan perspektif yang berbeda tentang hubungan.
Agar lebih mengetahui tentang platonic relationship, karakteristik, hingga manfaatnya, berikut ini informasinya untuk Anda.
Apa Itu Platonic Relationship?
Platonic relationship berasal dari filsuf kuno Yunani, yakni Plato yang membahas cinta dan hubungan dalam karyanya.
Plato percaya bahwa ada berbagai bentuk cinta dan cinta platonis mewakili sebuah kasih yang dalam, tanpa afiliasi romantis atau hasrat seksual antar individu.
Dalam istilah kontemporer, platonic relationship mengacu pada ikatan kuat manusia tanpa ada keterlibatan romantis atau seksual.
Platonic relationship kadang dianggap sebagai persahabatn level baru. Walaupun tidak ada kegiatan seksual dalam hubungan tersebut, namun bukan berarti individu yang terlibat di dalamnya tidak memiliki rasa ketertarikan satu sama lain.
Karakteristik Platonic Relationship
Ada empat karakteristik platonic relationship, yakni sebagai berikut:
1. Kedekatan
Dua orang yang terlibat dalam platonic relationship memiliki ikatan yang erat satu sama lain. Ikatan erat tersebut turut memunculkan perasaan bahwa keduanya memiliki kesamaan.
Platonic relationship membuat dua orang merasa dekat sehingga mereka nyaman berbagi pikiran, perasaan, dan kekhawatiran tanpa takut dihakimi.
2. Kejujuran
Karakteristik selanjutnya adalah kejujuran. Mereka yang terlibat dalam platonic relationship akan jujur dan saling percaya, baik tentang perasaannya ataupun perasaan terhadap orang lain.
Kepercayaan adalah dasar dari platonic relationship. Keduanya menghormati batas-batas pendapat, menghormati privasi sehingga membentuk lingkungan yang aman dan mendukung.
3. Saling Menerima
Platonic relationship saling menerima satu satu sama lain. Keduanya dapat merasa aman dan bebas untuk menunjukkan jati diri masing-masing.
Sehingga, orang yang terlibat dalam platonic relationship akan lebih percaya diri bisa menjadi diri sendiri karena lingkungan yang mendukung dan menerima apa adanya bukan ada apanya.
4, Pemahaman
Satu lagi karakteristik platonic relationship adalah saling terikat atau terkoneksi. Hal inilah yang membuat mereka memiliki pemahaman satu sama lain yang membuatnya saling menghormati dan tidak memaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dalam hubungan tersebut.
Manfaat Platonic Relationship
Platonic relationship memiliki beberapa manfaat di antaranya:
- Mendapatkan dukungan emosional karena prinsip platonic relationship adalah menyediakan sistem dukungan yang berharga, menawarkan kenyamanan, empati dan dorongan selama masa-masa sulit.
- Berinteraksi dengan beragam individu dalam hubungan platonis dapat menumbuhkan pribadi yang penuh empati serta memperluas pemahaman dan penerimaan terhadap pandangan yang berbeda.
- Platonic relationship bisa melawan kesepian dengan menyediakan kebersamaan dan rasa memiliki satu sama lain.
- Terakhir, hubungan ini dapat berkontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan mental dan emosional, mengurangi stress, kecemasan, hingga depresi melalui pengalaman bersama
Platonic relationship menawarkan wawasan mendalam tentang hubungan cinta manusia yang tidak sebatas memuaskan hasrat seksual tapi menekankan pentingnya kedekatan emosional, kepercayaan, dan saling menghormati.
Baik direalisasikan dalam persahabatan maupun ikatan saudara, hubungan ini memperkaya kehidupan kita untuk mengenal lebih jauh-jauh macam-macam hubungan manusia.
Demikianlah informasi mengenai pengertian platonic relationship, karakteristik hingga manfaatnya. Semoga dapat menambah wawasan Anda, ya.
AULIA ULVA