Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mengenal Hormon Kortisol, Berperan Penting Ketika Stress Datang

Pada tubuh manusia terdapat hormon kortisol yang berperan penting ketika stress.

30 Juli 2023 | 12.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
AP/Kiichiro Sato

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hormon Kortisol adalah salah satu hormon yang terdapat di dalam tubuh manusia. Hormon ini bekerja untuk meningkatkan kadar gula darah melalui mekanisme glukoneogenesis.

Bukan hanya itu, hormon ini juga bekerja untuk menekan kerja sistem imun, meningkatkan protein, karbohidrat, dan metabolisme lemak. Pada pengobatan, kortisol memiliki nama lain Hidroksi Kortison yang digunakan untuk mengobati kekurangan produksi kortisol dalam tubuh manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kortisol sering juga dianggap sebagai hormon steroid yang diproduksi melalui dua kelenjar adrenal yang dimiliki oleh manusia. Kelenjar adrenal berada di atas tiap ginjal. Ketika seseorang mengalami stress maka tubuh akan memproduksi kortisol yang berlebih ke aliran darah. Lalu, saat kortisol memproduksi dalam jumlah yang tepat, hormon akan berfungsi untuk menurunkan sensitivitas nyeri dan memori yang baik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari Health Central, pelepasan kortisol dapat terjadi secara sirkadian. Secara alami, kortisol dilepas di pagi hari ketika bangun dan bangun dari tempat tidur. Sementara kortisol akan menurun sepanjang hari dan memiliki titik terendahnya ketika malam tepat sebelum tidur. Ketika seseorang mengalami stres, kortisol biasanya dikeluarkan sepanjang hari dan malam hari. Akibatnya, seseorang akan mengalami gangguan tidur. 

Ketika Memiliki Hormon Kortisol yang Rendah

Manusia dapat mengalami penyakit Addison, yaitu ketika tubuh seseorang memiliki produksi kortisol yang rendah. Biasanya, gejala penyakit Addison meliputi, kelelahan yang terus menerus, mual dan muntah, sakit di bagian perut, mengalami kelemahan otot, dan penurunan berat badan. 

Biasanya, orang yang mengalami penyakit Addison akan diberi resep kortikosteroid oleh dokter. Kortikosteroid adalah sintetis dari kortisol agar membantu tubuh dapat memproduksi hormon secara cukup. Namun, pengobatan menggunakan kortikosteroid memiliki efek samping, seperti osteoporosis, kulit yang menipis, diabetes, dan tekanan darah tinggi. 

Selain Kortikosteroid, mengutip Healthline, dokter biasanya juga memberikan kit berisi suntikan hidrokortison. Ketika mengalami penyakit Addison, seseorang harus segera memberikan suntikan tersebut ke tubuhnya dan segera menghubungi dokter. 

Ketika Memiliki Hormon Kortisol yang Tinggi

Manusia juga dapat memiliki hormon kortisol yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kondisi genetik ataupun stres kronik. Gejala yang ada pada seseorang yang memiliki hormon kortisol tinggi, yaitu sakit kepala, kesulitan tidur, penambahan berat badan, dan gangguan pencernaan. 

Pada beberapa kasus, kelebihan hormon kortisol disebabkan oleh pertumbuhan tumor pada kelenjar adrenal. Penyakit ini disebut sebagai Cushing Syndrome. Biasanya, penyakit ini dapat diobati melalui pengangkatan tumor atau penghambatan terhadap enzim adrenal. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus