Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Istilah war takjil, war telur, dan war tiket sedang viral di media sosial yang bertepatan dengan momen Ramadan dan Paskah. Berikut, arti dari ketiga istilah ini dan awal pemunculannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
War Takjil
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat untuk berbuka puasa atau makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Selain untuk orang berbuka, takjil juga dapat dibeli untuk semua orang, termasuk non-muslim. Semua orang bisa mendapatkan takjil sehingga terjadi perebutan dalam membeli yang diramaikan dengan istilah war takjil.
Secara harfiah, war takjil adalah pertarungan untuk mendapatkan takjil yang dilakukan muslim dan non-muslim sebagai bahan candaan. Banyak warganet yang membagikan di media sosial tentang keluhan kehabisan takjil jauh sebelum waktu berbuka puasa. Keluhan ini dibalas oleh orang non-muslim yang memamerkan sedang memborong takjil.
Di media sosial, berbagai konten tentang war takjil banyak beredar. Ada konten terkait pedagang takjil yang menanyakan agama pembelinya.Isu agama yang kerap sensitif ini pun tidak membuat war takjil jadi permasalahan, justru menjadi penyemarak Ramadan tahun ini.
War Telur
Setelah war takjil, media sosial diramaikan dengan istilah war telur. Setelah warganet muslim yang kesal lantaran takjil habis diborong oleh non-muslim, mereka memiliki rencana “balas dendam”. Kaum muslim membalas dengan memborong telur ayam agar kaum kristiani tidak menggunakan telur, tetapi dengan Kinder Joy ketika perayaan Hari Raya Paskah. Pembalasan yang dilakukan umat muslim ini diramaikan dengan istilah war telur berarti perebutan telur ayam.
Bahkan, konten war telur juga diramaikan oleh Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan. Melalui akun TikTok amanat_nasional, Zulkifli tampak sedang memborong telur ayam agar umat Kristiani tidak bisa merayakan Paskah dengan telur. Video yang diunggah pada 30 Maret 2024 silam juga menulis keterangan, “Cepet abisin, Paskah 31 Maret!”
Lalu, pada Hari Raya Paskah, 31 Maret 2024, seorang pastor, Stephanie Rachel membalas konten war telur tersebut. Ia mengunggah video sambil berkata, “Saudara hari ini untuk toleransi agama dan untuk menyenangkan hati mereka yang sudah kita ikuti war takjilnya. Hari ini kita merayakan Paskah dengan Kinder Joy”.
War Tiket
Mendekati mudik Lebaran 2024, terdapat istilah war tiket. Istilah ini digunakan ketika banyak orang mencari dan membeli tiket yang sama terhubung jaringan pada waktu bersamaan. Biasanya, war tiket dilakukan dengan memanfaatkan komputer pribadi atau telepon genggam yang terhubung jaringan, berkompetisi dengan waktu, jari tangan, kecepatan, dan koneksi jaringan. Perebutan ini terjadi karena tiket memiliki jumlah terbatas atau tidak seimbang dengan kuota yang tersedia, seperti tertulis dalam journal.univpancasila.ac.id.
Meskipun war tiket kerap muncul ketika membeli tiket konser, tetapi menjelang Lebaran 2024, istilah ini tertuju untuk mendapatkan tiket mudik. Biasanya, istilah war tiket digunakan untuk mendapatkan tiket kereta api. Pasalnya, peminat tiket mudik KAI selalu tinggi. Siapa pun yang ingin mendapatkannya harus bersaing dengan banyak orang lain. Istilah ini pun turut mewarnai media sosial selain istilah war takjil dan war telur.
RACHEL FARAHDIBA R | PUTRI ANI