Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mirip Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Buras, Lontong, dan Ketupat

berikut perbedaan antara buras, lontong, dan ketupat.

18 Juni 2023 | 19.36 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Burasa terbuat dari beras dan santan yang dikukus, rasanya gurih dan beraroma harum. Foto: @whestyputri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Mau tahu perbedaan antara buras, lontong dan ketupat? Bedanya bisa dilihat dari bentuknya. Meski sekilas seperti lontong, buras ini memiliki ukuran yang lebih pendek. Sementara ketupat lebih berbentuk jajar genjang dan lontong memiliki bentuk lonjong dengan ukuran panjang yang bervariasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buras dengan bentuk yang lebih pipih biasanya diikat dengan tali rafia yang menjadi ciri tersendiri dan lebih mudah dikenali, sementara lontong tetap bisa rapi walau tak diikat. Berbeda dengan keduanya, pembungkus ketupat adalah janur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cara membuat ketiga makanan ini juga berbeda. Lontong dimasak dengan menggunakan beras setengah matang yang kemudian dibungkus daun pisang dan direbus hingga matang, hampir sama seperti buras. Hanya saja, buras menggunakan santan, kelapa parut, dan garam. Ini kontras dengan pembuatan ketupat. Saat pembuatan ketupat, beras yang sudah dibersihkan langsung dimasukkan ke dalam anyaman janur dan dimasak dengan air hingga airnya tandas. Cara pembuatan ini berdampak dengan hasil yang didapatkan. Buras dan ketupat yang terkesan gurih, sementara lontong yang tawar.

Ketiganya juga bisa dibedakan dari penyajiannya. Ketupat yang biasanya disajikan saat lebaran ini, biasanya berdampingan dengan opor ayam, rendang, gulai atau makanan lain yang berkuah santan. Makanan ini tidak bisa lepas dari momen Idul Fitri karena memiliki makna filosofis. Sementara buras, biasanya disajikan dengan sup konro, coto Makassar atau bakso. Makanan khas Bugis ini, kaya akan karbohidrat dengan rasa gurihnya dan biasanya disajikan di acara-acara besar masyarakat Bugis.

Walau sama seperti buras dan ketupat, lontong lebih lazim dijumpai. Makanan yang lebih populer di kalangan masyarakat Jawa ini, paling sering dijumpai dalam hidangan sehari-hari. Bisa dilihat dari beberapa sajian di beberapa tempat sebagai bahan utamanya. Kuliner lokal yang bisa dijumpai dengan bahan utama lontong ini seperti lontong sayur Medan dan lontong balap.

Di Medan, lontong sayur ini disajikan bersama sayur gulai jipang, kacang panjang atau nangka muda. Selain itu, ada tauco isi tahu, udang, dan irisan xabai hijau. Semnatara lontong balap sendiri disajikan dengan lentho, kacang yang direndam selama satu malam dan ditumbuk, dikepal, kemudian digoreng. Dapat disimpulkan, lontong merupakan makanan awam bagi masyarakat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus