Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pekan Imunisasi Dunia merupakan momentum strategis untuk dapat meningkatkan kembali kesadaran serta partisipasi aktif masyarakat tentang pentingnya imunisasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi kami mengharapkan lewat Pekan Imunisasi Dunia masyarakat Indonesia kembali diingatkan pentingnya imunisasi sehingga mau dan mampu untuk datang ke tempat-tempat layanan imunisasi, terutama bagi masyarakat yang anaknya belum lengkap imunisasinya sehingga tentu kita bisa mencapai kekebalan komunitas," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Prima Yosephine.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekan Imunisasi Dunia di Indonesia pada 2023 mengusung tema nasional "Ayo Lindungi Diri, Keluarga, dan Masyarakat dengan Imunisasi Lengkap". Prima mengatakan tema tersebut dipilih mengingat pelayanan imunisasi lengkap dengan cakupan yang tinggi, bermutu, dan merata akan mampu melindungi diri, keluarga, dan masyarakat.
"Dan nanti tentunya akan mampu melindungi bangsa dan negara dari kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)," ujarnya.
Prima mengingatkan pemberian imunisasi tidak hanya cukup diberikan sebelum bayi ulang tahun pertama. Imunisasi juga harus dilanjutkan hingga lengkap sebelum anak masuk ulang tahun kedua serta dilanjutkan lagi saat masuk usia sekolah.
"Ini semua harus kita berikan agar tercipta generasi emas Indonesia yang tentu sudah terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," tegasnya.
Menurut Prima, capaian imunisasi nasional sempat mengalami penurunan selama masa pandemi COVID-19, terutama 2020-2021, sehingga menyisakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
"Banyak anak di Indonesia yang memang tidak bisa mendapatkan layanan imunisasi, baik anak-anak yang sama sekali belum mendapatkannya juga yang belum lengkap," jelasnya. "Jadi, mungkin sudah 1-2 kali tapi ibu-ibu tentu paham bahwa anak-anak itu harus datang berkali-kali supaya imunisasinya bisa lengkap."
Imunisasi Kejar
Untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut, pemerintah berupaya untuk menutup kesenjangan imunitas akibat situasi pandemi COVID-19 melalui Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) pada 2022. Namun, cakupan BIAN masih belum terlalu memuaskan. Oleh sebab itu, pada 2023 pemerintah menjalankan strategi program Imunisasi Kejar bagi anak yang belum lengkap atau sama sekali belum diimunisasi sampai usia balita.
"Cakupan dari BIAN itu juga belum terlalu memuaskan, kita lanjutkan tahun ini dengan melakukan upaya-upaya pengejaran dari anak-anak yang belum lengkap imunisasinya," ujarnya.
Sebagai wujud komitmen pemerintah terhadap peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi, merata, dan berkualitas, Prima mengatakan pemerintah telah menambah tiga antigen baru dalam program imunisasi nasional, yaitu imunisasi pneumokokus, rotavirus, dan HPV. Selain itu, pemerintah melalui Kemenkes juga telah mengembangkan aplikasi digitalisasi data imunisasi yang disebut Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK), yang nantinya akan terintegrasi dalam platform SatuSehat. Melalui aplikasi SatuSehat yang terintegrasi dengan ASIK pemerintah rencananya akan mengeluarkan sertifikat imunisasi lengkap yang mirip sertifikat vaksinasi COVID-19.
"Melalui aplikasi ini juga nanti akan ada undangan atau reminder bagi semua ibu sehingga tidak ada lagi anak-anak yang telat diberikan imunisasi ulangannya," kata Prima.
Pilihan Editor: Imunisasi Ganda pada Anak, Amankah?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.