SEORANG perokok selalu berkata "Saya bisa berhenti merokok kapan saja saya mau. Masalahnya saya tidak mau." Kendati disebut "kecanduan", merokok tidak dianggap mengikat benar. Menyedot nikotin condong dikategorikan sebagai kecanduan ringan, seperti kegemaran memamah permen karet atau pastiles. Ternyata, kebiasaan merokok lebih berat daripada yang Anda sangka. Menurut penelitian mutakhir, ketagihan jenis ini lebih mengikat daripada kecanduan narkotik. Pusat Penelitian Masalah Kecanduan Nasional di Baltimore, Amerika Serikat, belum lama berselang menemukan bukti-bukti terinci setelah mengadakan penelitian bertahun-tahun yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Nikotin -- yang dikenal sebagai racun rokok -- adalah zat kimia yang terkategori alkalin, yang bisa ditemukan di berbagai tumbuhan. Pada tetumbuhan, nikotin berfungsi sebagai racun penangkal untuk menghadapi serangga. Jika serangga menyerang, tumbuhan melepas nikotin yang kemudian menyerang balik dengan sasaran: sel-sel saraf musuhnya itu. Proses serupa terjadi jika orang menghisap nikotin lewat rokok. Bagian saraf yang diserang nikotin adalah neuro-transmitter, senyawa kimia yang bertugas merambatkan perintah pada susunan saraf manusia. Pada tumbuhan, racun ini mematikan serangga dengan menghancurkan sistem sarafnya, sedangkan pada manusia nikotin tidak cukup kuat untuk berbuat begitu. Tapi nikotin masih cukup ampuh untuk membangun pengaruh. Proses nikotin mempengaruhi saraf manusia sama saja dengan proses yang terjadi pada serangga. Setelah dihisap dan masuk ke darah, nikotin membutuhkan hanya tujuh detik untuk sampai ke neuro-transmitter. Organ saraf manusia jauh lebih kompleks kerjanya daripada saraf binatang -- apalagi serangga. Pada manusia, selain merambatkan perintah neuro-transmitter juga berfungsi mengatur penyusunan memori dan memberikan perintah agar memproduksi sejumlah senyawa kimia lain pada saraf. Di bawah pengaruh nikotin, neuro-transmitter lalu memerintahkan tubuh untuk memperbanyak produksi acetylcholine, senyawa yang merangsang perintah spesifik di pusat saraf. Secara umum, produk psikologis acetylcholine adalah kewaspadaan. Inilah yang membangun semacam rasa tenang yang nyaman. Menurut Prof. Dr. Neil Grunberg, ahli psikologi yang ikut dalam penelitian, di sini pula berakar rasa percaya diri ketika berhadapan dengan orang lain, berkurangnya stres, juga terangsangnya secara sugestif daya pikir. Namun, bila jumlah nikotin masuk terlampau banyak dalam tubuh, neuro-transmitter sebaliknya malah memerintahkan penghentian produksi acetylcholine. Karena itu, merokok terlampau banyak bisa menimbulkan rasa gelisah, dan hilangnya rasa percaya diri. Tubuh pun bisa gemetaran. Memang, nikotin tidak seperti narkotik. Dampak buruk yang diakibatkan olehnya akan mudah lenyap -- khususnya perokok ringan -- karena proses pembuangannya terjadi sangat cepat. Proses penyaringan di hati dan pembuangannya melalui air seni berlangsung setengah jam, terhitung sejak nikotin masuk ke dalam darah. Tapi nikotin membunuh perlahan-lahan, dalam jangka panjang. Dari penelitian diketahui bahwa perokok berat sulit melepaskan diri dari kecanduan nikotin. Pada tahap inilah kesehatannya terancam, terutama karena kadar nikotin sempat mendekam lama dalam tubuh dan bertambah secara kumulatif. Hasil penelitian menunjukkan, akhirnya nikotin terikat pada sel-sel darah putih. Melalui sel-sel darah yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh ini, nikotin menyusup ke berbagai jaringan tubuh. Kerusakan yang ditimbulkannya sudah umum diketahui: kanker, penyakit jantung, naiknya tekanan darah dan pelambatan metabolisme. Sekarang kecanduan merokok bisa diobati, dengan terapi yang menggunakan aclonidine dan naltrexone, keduanya obat jenis baru yang juga digunakan untuk mengatasi kecanduan narkotik. Sebagai penekan rasa stres, pada terapi itu digunakan pula fluoxetine. Maka, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa sekarang, untuk mengatasi kecanduan merokok, orang harus pergi berobat ke dokter. Tak ada gunanya mencoba sendiri, karena kegemaran mengepulkan asap itu bukan sekadar kebiasaan. Jim Supangkat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini