Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Minitel, kencan ala prancis

Perangkat telekomunikasi: minitel, sedang mewabah di prancis. layar elektronik yang dihubungkan dengan telepon ini ternyata banyak manfaatnya. perumtel prancis mendapat keuntungan berlimpah.

18 April 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK pelanggan telepon di Prancis koceknya kini tersedot telepon. Bukan lantaran harga pulsa naik, atau kemasukan pulsa gelap seperti kerap dilaporkan pemakai telepon Indonesia, tetapi gara-ara kehadiran si mungil Le Minitel. Si Minitel ini sebenarnya hanyalah sebuah layar elektronik yang bentuknya mirip pesawat TV hitam putih ukuran 12 inci. Tapi kemampuannya sebaai media komunikasi menyebabkan banyak warga Prancis tahan berjam-jam duduk di depannya. Jadi, mirip daya tarik pesawat komunikasi CB yang pernah mewabah di Indonesia di awalan 80-an. Namun, komunikasi tak dilakukan lewat suara, melainkan huruf-huruf yang terpajang di layar hasil ketukan pada tombol-tombol minitel. Tak cuma itu saja perbedaannya dengan pesawat CB yang menggunakan gelombang radio itu. Terminal elektronik ini tersambung pada jaringan telepon, karena itu lokasi pemakainya tertentu -- statis. Walhasil, banyak jasa komersial bisa ditawarkan melalui Teletel, nama jaringan yang menghubungkan lebih dari dua juta pesawat Minitel ini. Dan jasa inilah, yang, kemudian, berhasil menyedot kocek para pemakai Minitel. Jasa yang paling banyak peminatnya ternyata messageries, alias kios cinta. Dan dari sekitar 60 kios yang ada, yang paling laku adalah kios milik Penthouse. Maklum, yang ditawarkan memang bikin penasaran: berdialog dengan model-model ayu yang terpampang pada sampul majalah lelaki yang suka diintip kaum wanita itu. Dengan ongkos pulsa 300 rupiah/menit hanya untuk saluran teleponnya, wajar kalau ada pemilik Minitel -- tentu lelaki -- yang rekening bulanannya mencuat sampai lebih dari lima juta rupiah. Kendati messageries mencaplok sekitar 30% sarana jasa yang ditawarkan, bukan berarti pelayanan hanya diberikan untuk bercinta saja. Bagi kepentingan yang lebih umum, perangkat ini bisa digunakan untuk melakukan urusan dengan bank -- seperti membayar listrik atau telepon, bahkan berbelanja. Dan jika jumlah belanjaan pelanggan itu melebihi 135 ribu rupiah, barang yang diorder lewat Minitel bisa diantarkan ke rumah pemesan. Sedangkan bagi para profesional, seperti dokter, dokter gigi, dan ahli farmasi, disediakan pusat pelayanan masing-masing. Saat ini terdapat sekitar 30 ribu petani Prancis yang memanfaatkan sarana ini untuk mendapatkan informasi harga komoditi, laporan cuaca, dan kemajuan teknologi pertanian. Adalah kepada para petani ini Minitel mulanya diperkenalkan. Yaitu ketika 1.500 terminal diberikan secara gratis pada penduduk desa di Brittany, 1981. Ketika itu Teletel hanya menyediakan satu pelayanan saja, daftar buku telepon Prancis. Sebab, memang itulah alasan utama lahirnya alat ini. "Soalnya, sejak 70-an jumlah pemilik telepon di Prancis meningkat 76 drastis," kata Christian Labedens, Humas Perumtel Prancis, kepada Sapta Adiguna dari TEMPO. Akibatnya, biaya pengadaan buku teleponnya menjadi jauh lebih mahal. "Hitung punya hitung, ternyata malah lebih murah membuat pesawat Minitel." Maka, Perumtel pun mulai mempromosikan Minitel sebagai pengganti buku telepon. Dan sambutan masyarakat ternyata di luar dugaan. Kini tak kurang dari 4,5 juta warga Prancis bergumul dengan sekitar 2 juta Minitel. Perusahaan telepon Prancis tahun lalu mencatat Teletel menampung 122 juta panggilan dengan waktu penggunaan 13 juta jam. Artinya, lebih dari 80 milyar rupiah mengalir ke kocek 3.000-an penjaja jasa di Teletel -- termasuk harian kiri La Parisien Libere yang mengantungi hampir 20 milyar rupiah itu. Keuntungan yang berlimpah ini membuat Perumtel Prancis mulai berpikir mengembangkan sayapnya. Sebuah perusahaan baru pun dibentuk dengan nama Intelmatique. Adalah Swiss, Pantai Gading, Belgia, dan Kanada yang masuk sasaran para salesman perusahaan ini selain Amerika Serikat. Bahkan di negara terakhir ini 64 saluran telepon antara Paris dan New York telah disewa hingga para pengguna Minitel di AS bisa memanfaatkan pelayanan ini dengan lebih murah. Dan seorang gadis di New York sudah jadi korban pula. Lebih dari tiga juta rupiah sebulan tersedot dari koceknya hanya untuk berha-ha-hi-hi dengan cowok-cowok di Paris. Sebenarnya, di AS pelayanan serupa sudah ada dalam bentuk ribuan bank data seperti Compuserve dan Source yang berbahasa Inggris -- Minitel tentu saja menggunakan bahasa Prancis. Hanya saja, penggunanya kebanyakan terbatas pada kalangan bisnis, dan belum memasyarakat seperti di Prancis. Maklum, hanya di Prancis ini, pemerintah melalui Perumtelnya yang berani memberikan pesawat berharga hampir sejuta rupiah itu secara gratis pada pelanggan telepon. Hingga pemasyarakatannya jauh lebih cepat daripada Jepang dan AS yang sudah memulainya lebih awal. Di Indonesia program ini malah sudah dimulai 1974. Yaitu ketika laboratorium RADAR dan gelombang mikro ITB bersama Sekolah Tinggi Teknologi Delft (THD) berhasil menciptakan teleblackboard alias papan tulis elektronik. Idenya sebenarnya sama dengan Minitel, yaitu menggunakan layar TV sebagai media komunikasi melalui jaringan telepon. Sayang, program ini tak mendapat dukungan pemerintah, hingga mandek. Bahkan perusahaan raksasa Belanda, Philips, yang mencoba mengembangkannya di Eropa ternyata tersandung pula. Agaknya, menemukan lebih awal tak selalu berarti sukses. Masalah waktu dan keinginan konsumen tentu tak kalah penting. Tapi, bagi seorang pemasar yang baik, bukankah permintaan bisa diciptakan? B.H.M., Laporan Sapta Adiguna (Paris)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus