Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nasi goreng menjadi salah satu makanan yang disajikan dalam pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Megawati, Jalan Teuku Umar, Jakarta pada Rabu, 24 Juli 2019.
Makanan ini sempat menjadi perekat kedua politikus ini di masa lalu. Megawati dalam berbagai kesempatan, memang kerap bercerita soal Prabowo yang teramat sangat menyukai nasi goreng buatannya. Jadi tidak heran jika keduanya sumringah dan tertawa lepas setiap kali disinggung soal nasi goreng.
"Tadi Ibu Mega menepati janjinya, memasakkan nasi goreng untuk kami. Luar biasa, enak sekali. Saya sampai nambah, padahal ibu Mega sudah ingatkan saya untuk diet," ujar Prabowo.
Seperti kata Prabowo, nasi goreng memang salah satu makanan yang banyak disukai karena rasanya yang lezat. Tapi Anda perlu waspada menyajikan makanan. Sebab, makanan ini didominasi oleh karbohidrat yang artinya nutrisinya tidak seimbang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakar gizi dr Jovita Amelia, SpGK mengatakan bahwa bahan utama makanan ini adalah nasi yang mencapai 80 persen. Sisanya barulah lauk hewani yang berupa telur, ayam dan dahing, serta serat berupa sayur seadanya. Belum lagi minyak yang cukup banyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nah tentu ini tidak memenuhi syarat gizi seimbang di mana asupan karbohidrat 50-60 persen, protein 15-20 persen dan lemak 25-30 persen,” kata Jovita kepada Tempo, Kamis, 25 Juli 2019.
Tapi, bukan berarti nasi goreng tidak bisa memenuhi gizi seimbang dan harus dihindari oleh orang yang sedang diet seperti Prabowo. Anda bisa memodifikasinya sesuai dengan menu sehat. Jovita menyarankan, agar nasi goreng gizinya seimbang, porsi nasi perlu dikurangi.
“Porsi nasinya dibuat kecil, pemakaian minyak dikurangi, tambahkan lauk hewati dan nabati, serta sayuran,” ujar Jovita.
Dengan gizi seimbang, nasi goreng bisa dinikmati siapa saja, termasuk penderita kolesterol. “Untuk penderita kolesterol kembali lagi, kan ada pola makan harus diikuti. Selama nasi goreng bisa dibuat sesuai pola makan yang disarankan, mungkin masih bisa,” Jovita menjelaskan.
Nasi goreng biasanya menjadi menu sarapan masyarakat Indonesia. Tapi di luar waktu itu, makanan ini juga sering disajikan untuk makan siang dan makan malam.