Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Oksitosin, Apa Fungsi Hormon Cinta Itu?

Oksitosin dijuluki hormon cinta, karena berkaitan dengan perasaan kasih sayang dan emosi yang baik antarmanusia

22 Juni 2022 | 13.52 WIB

Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Oksitosin dijuluki hormon cinta. Sebab, hormon ini berkaitan dengan perasaan kasih sayang dan emosi yang baik antarmanusia. Mengutip Medical News Today, oksitosin merupakan hormon dan neurotransmiter dalam persalinan dan menyusui. Ini juga terkait dengan empati, kepercayaan, dan membangun hubungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Kadar hormon cinta alias oksitosin meningkat selama berpelukan. Efek itu juga yang bermanfaat untuk mengatasi sejumlah kondisi, termasuk depresi, kecemasan, dan masalah usus. Oksitosin diproduksi di hipotalamus, bagian dari otak. Wanita biasanya memiliki lebih banyak oksitosin daripada pria.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Oksitosin berfungsi untuk reproduksi wanita, mulai dari aktivitas seksual, persalinan, menyusui. Selama persalinan, oksitosin menyebabkan kontraksi otot rahim. Saat serviks dan organ reproduksi melebar untuk persalinan, oksitosin dilepaskan. Pelebaran ini meningkat seiring kontraksi lebih lanjut. Oksitosin juga memiliki fungsi sosial.

Oksitosin hormon cinta?

Pada 2012, merujuk publikasi dalam National Library of Medicine, riset menemukan orang-orang tahap pertama keterikatan romantis memiliki tingkat oksitosin yang lebih tinggi. Itu jika dibandingkan dengan orang-orang lajang yang tidak terikat. Tingkat ini bertahan setidaknya selama enam bulan. Aktivitas seksual juga merangsang pelepasan oksitosin. Beberapa laporan riset juga menjelaskan hubungan antara oksitosin dan intensitas orgasme.

Mengutip Healthline, mengecup dan berpelukan memicu produksi oksitosin yang juga memperkuat ikatan antara orang dewasa. Efek ini telah menyebabkan oksitosin dikelompokkan dengan hormon bahagia lainnya. Adapun itu hormon yang berdampak positif terhadap suasana hati dan emosi. Tubuh sudah memproduksi oksitosin secara alami.

Oksitosin dan emosi

Ketika oksitosin dilepaskan ke bagian otak tertentu memengaruhi perilaku emosional, kognitif dan sosial. Satu tinjauan penelitian tentang oksitosin menjelaskan, dampak hormon perilaku sosial dan respons emosional mempengaruhi relaksasi, kepercayaan, dan kestabilan psikologis.

Oksitosin otak juga mengurangi respons stres, termasuk kecemasan. Hormon telah digambarkan sebagaii komponen penting dari sistem neurokimia kompleks. Itu yang memungkinkan tubuh beradaptasi dengan situasi yang sangat emosional.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus