Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pantangan jeruji sepeda

Jens kjeldsen-kragh meneliti pengaruh makanan pada penderita rematik artritis. masih ada yang meragukan. sulit dideteksi secara dini, dan bersifat menahun. banyak makan sayur bisa menolong.

26 Oktober 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rematik sulit dideteksi secara dini. Banyak makan sayur mungkin menolong. ADA penderita arthritis rheumatoid yang lahap sekali makan daging. Di Norwegia pengaruh makanan ini menjadi bahan penelitian Jens Kjeldsen-Kragh terhadap 53 penderita rematik artritis, belum lama ini. Ahli rematik dari Institut Imunologi dan Rematologi di rumah sakit nasional di Oslo itu menemukan paling sedikit tiga sendi si pasien bengkak, enam sendi nyeri, dan rasa kaku lebih dari 45 menit di pagi hari. Selain itu muncul perubahan nilai darah yang merupakan ciri rematik artritis. Dalam penelitian itu pasien dibagi dua kelompok: 27 orang menjalani diet vegetarian, dan 26 tanpa mengubah pola makan. Pada minggu pertama dalam diet sembilan bulan, mereka yang diet vegetarian mengonsumsi bawang putih, kuah sayur, sari wortel, bit, teh herbal, dan seledri. Mereka tidak boleh mengonsumsi daging, alkohol, maupun kafein. Dimulai dengan sayur-sayuran dan berangsur ditambahkan makanan dari susu, kemudian kepada mereka diperkenalkan satu menu baru. Bila gejalanya memburuk, menu itu disingkirkan, namun setelah seminggu kembali diperkenalkan. Jika tetap menimbulkan efek gejala buruk, makanan ini dihapus dari daftar menu pediet itu. Hasil penelitian Jens Kjeldsen-Kragh menunjukkan bahwa selama sebulan 27 pasien yang diet vegetarian mengalami perbaikan. Dan setelah sembilan bulan, tampak pola makan vegetarian memberikan hasil yang berbeda dibanding penderita yang tetap makan daging. Bengkak dan rasa nyerinya berkurang pada 12 pasien yang diet. Tapi hasil penelitian itu diragukan. "Berkurangnya rasa nyeri belum berarti ia sembuh. Apalagi pola makan di sana lain dengan pola makan di sini," kata Dokter H.M. Adnan. Diet vegetarian, menurut ahli rematik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta itu, mungkin cocok untuk jenis arthritis gout yang harus menjauhkan makanan berlemak. Sedangkan arthritis reumatoid hubungannya dengan pola makan, menurut Adnan, masih diragukan. Karena penyebab artritis itu multifaktorial. Selain faktor keturunan, diduga karena virus dan pengaruh perubahan emosi. Misalnya, seorang pengusaha yang kaya raya tiba-tiba bangkrut, lalu disusul syok, bisa muncul rematik artritis. Sementara itu, pemakaian obat hanya untuk menekan rasa nyeri (lihat Menggerus Lambung). Penyakitnya tidak hilang, dan suatu saat bisa muncul kembali. Sasaran artritis terutama pangkal sendi kecil, seperti pada pangkal jari. Sifat penyakit ini menahun. Jika ia menyerang, pangkal jari nyeri seperti ditusuk jarum. Datangnya rematik itu biasanya ditandai dengan muncul sentranekrosis, yang bentuknya seperti jeruji roda sepeda pada jaringan yang dirusak. Bagi penderitanya bisa mengalami cacat tubuh. Bila di tulang, tulang itu bisa hancur. Kalau saraf yang didesak, penderitanya bisa lumpuh. Malah, artritis bisa menerjang hati, jantung, ginjal, mata, dan otak. Penyakit yang menyerang segala usia ini termasuk sulit dideteksi secara dini. Di Indonesia, sejauh ini jumlah penderitanya belum diketahui secara pasti. Yang diketahui, misalnya di RSCM, pasien baru rata-rata 5 orang per bulan, selain ratusan yang terus berobat. Gatot Triyono dan Bambang Aji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus