PERSENDIAN ngilu, terkadang seperti tertusuk jarum, datangnya tanpa kompromi. Begitulah bila penyakit rematik kambuh. Dan si penderita lazimnya tergolek serta hanya mengaduh. Beberapa jenis rematik selama ini bisa disembuhkan, misalnya arthritis gout. Rematik jenis ini disembuhkan, antara lain, dengan menjauhi makanan berlemak. Sedangkan yang bisa dilakukan hingga kini terhadap arthritis rheumatoid hanya menekan rasa nyeri. Rasa sakit yang hebat itu membuat penderita tak sabar. Mereka bahkan memburu berbagai obat, tanpa memperhatikan keamanannya. Ini bisa dilihat, misalnya, di Glodok, Jakarta Barat. Toko-toko obat di sana yang menjual obat tradisional dari RRC dan Taiwan tak sepi dari pembeli. Banyak penderita rematik gandrung dengan obat impor itu. Tapi ada kejadian yang menimpa Nyonya Danu Rahardja. Gara-gara minum Tung Sheh Pills, ibu berusia 75 tahun itu hampir fatal. Seperti diceritakan seorang putrinya kepada TEMPO pekan lalu, ketika itu ibunya menderita rematik. Kedua lututnya bengkak. Kemudian ada yang menyampaikan padanya bahwa obat asal Taiwan itu mampu menyembuhkan rematik. Selama sepuluh hari Nyonya Danu menghabiskan 20 butir Tung Sheh. Hasilnya, bengkak di lututnya itu kempis. Dan rasa nyeri juga lenyap. Namun, sehabis itu muncul gejala lain. Nafsu makannya anjlok. Bahkan ia muntah darah segar. Anggota keluarga tentu dibuat sibuk. Nyonya Danu hari itu juga dikirim ke Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta. Setelah diperiksa, ternyata lambungnya kebocoran. "Sebelumnya, Ibu tidak pernah sakit lambung," kata putrinya. Nyonya Danu cepat tertolong. Setelah dirawat selama dua minggu, sejak awal bulan lalu, kini ia sudah di rumah lagi. Bagi penderita rematik, pengalaman Nyonya Danu agaknya bisa dijadikan pelajaran. Dokter Adnan berpesan supaya penderita rematik jangan minum sembarangan obat yang tersebar di pasar bebas. "Obat impor itu banyak mengandung steroid," katanya. Kandungan kimianya bisa merusak ginjal, tulang menjadi keropos, dan menggerus lambung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini