CUACA cerah di Kirkby-in-Ashfield, Nottinghamshire, 160 km drl
kota London. Hari Minggu, 13 Juli, 900 anak-anak berkumpul di
sebuah lapangan. Mereka akan bertarung dalam kompetisi musik
jazz di situ. Sekitar 2000 penonton menyaksikan karnaval di
musim panas tersebut.
Tapi suasana tiba-tiba berubah ketika kelompok pemusik bocah
Warsop Marketeers muncul. Anak-anak dalam pakaian seragam itu
mendadak jadi sempoyongan dan satu demi satu rubuh ke tanah.
para penonton panik. Suasana tak karuan ketika di antara para
penonton pun ada pula yang jatuh pingsan.
Beberapa di antara anak-anak yang malang itu jatuh
sambil-memegangi tangan temannya. Mereka rubuh berbarengan.
Lapangan tempat karnaval itu berlangsung bagaikan disunglap
menjadi medan pertempuran. Di mana-mana tubuh bergelimpangan.
Anggota kelompok pemusik yang sedang berlomba itu, dengan
meninggalkan teman mereka yang pingsan, terus berbaris. Mereka
berkeliling ke sana ke mari, lantas para penonton yang mereka
lewati jatuh pingsan pula. "Saya hitung paling tidak 50 anak
tergeletak di tanah," cerita Nyonya Betty Greaves, salah seorang
penonton yang selamat.
Ketika suasana agak tenang, mobil-mobil yang tadinya digunakan
untuk membawa anakanak ke karnaval. digunakan untuk memboyong
mereka ke rumah sakit. Ada yang masih pingsan, ada yang
sempoyongan dengan mata jelalatan dan suara parau. Orang-orang
tua dari anak-anak itu banyak pula yang ikut pingsan di dalam
mobil pengantar. Malahan adapula beberapa orang yang pingsan
ketika menunggu anak mereka di rumah sakit.
Sekitar 300 anak terpaksa dirawat di rumah sakit. Ada 200 yang
sembuh di lapangan itu luga begitu mendapat pertolongan pertama.
Namun beberapa di antara mereka kemudian diboyong ke rumah
sakit, karena mendadak kambuh. Gejalanya mata merah, perut mual
dan mulut berbau logam. Sehari setelah diawat di rumah sakit,
dari seluruh korban baru 4 orang yang diperbolehkan pulang.
Piring Terbang
Sampai beberapa hari kemudian belum diketahui apa penyebab
kecelakaan di Nottinghamshire itu. Pejabat-pejabat kesehatan
lingkungan di kota itu menduga disebabkan keracunan pstisida.
Pihak rumah sakit Queen's Medical Centre juga beranggapan
begitu. Pingsan dan berbagai gejala seperti mata jelalatan dan
mual-mual itu, kata pejabat rumah sakit, bisa terjadi karena
obat semprot di situ beterbangan ketika dilewati barisan pemain
musik.
Menurut sebuah laporan, daerah itu baru saja disemprot dari
udara dua hari sebelum karnaval panik itu. Tetapi penduduk
setempat membantah. "Sudah 2 tahun tak pernah dilakukan
penyemprotan. Apa gunanya menyemprot semak belukar," kata
mereka. Lagi pula orang-orang yang berolahraga di lapangan itu,
setelah malapetaka tadi, toh sehat-sehat saja.
Ada juga yang menduga karena keracunan makanan dan histeri
massal. Para pejabat kesehatan masih akan mengadakan wawancara
dengan pihak penyelenggara karnaval, untuk membuktikan dugaan
itu. Tapi melihat gejala-gejala penyakit para dokter di Queen's
Medical Centre kemudian berkesimpulan kecelakaan itu disebabkan
oleh keracunan sesuatu uap. Untuk mendukung pernyataan itu para
ahli masih akan melakukan penyelidikan bakteriologis dan
kimiawi. Juga wawancara dengan penderita.
Ada yang "berteori", uap itu berasal dari Unindentified Flying
Objects (UFO) alias piring terbang yang misterius itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini