Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengizinkan aborsi untuk korban perkosaan secara bersyarat, dan secara umum, terdapat dua jenis aborsi di Indonesia, yaitu legal dan ilegal. Aborsi menjadi legal jika kehamilan tersebut bisa membahayakan calon ibu atau ibu dari janin merupakan korban tindak kejahatan pemerkosaan yang usia kehamilannya tidak lebih dari 40 minggu. Selain karena hal-hal tersebut aborsi menjadi ilegal untuk dilakukan di Indonesia.
Dikutip dari WHO, setiap tahun, terjadi tak kurang dari 25 juta aborsi di dunia. Tentu kondisi sangat memprihatinkan mengingat tindakan aborsi adalah tindakan medis yang akan berpengaruh pada keselamatan dan keamanan perempuan. Bahkan jika aborsi tidak dilakukan dengan benar maka akan mengakibatkan kematian karena adanya komplikasi serius. Berikut beberapa efek aborsi untuk kesehatan perempuan:
Pendarahan
Dilansir dari Ciputra Hospital, efek aborsi untuk setiap perempuan berbeda-beda tergantung jenis aborsi dan usia pada kehamilan. Kehamilan pada rentang usia kurang dari 14 Minggu lebih berisiko untuk mengalami pendarahan. Tanda dan gejala yang dirasakan pada saat pendarahan adalah apabila pendarahan itu sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, darah yang keluar banyak sehingga harus mengganti pembalut atau tampon setiap jam berturut-turut, membutuhkan perlindungan sanitasi ganda, mudah merasa lesu, lemah, atau sesak napas karena kehilangan banyak darah. Pendarahan setelah aborsi tentu sangat berbahaya dan apabila terjadi harus segera ditangani oleh tenaga medis agar tidak terjadi hal-hal yang lebih berbahaya.
Infeksi Vagina
Aborsi dapat menimbulkan infeksi pada vaggina atau vaginitis yang mengganggu kesehatan tubuh. Ciri-ciri infeksi ini berbeda-beda tergantung penyebabnya. Namun, gejala yang paling sering dirasakan adalah sakit saat buang air kecil, tubuh deman dan menggigil, nyeri pada panggul, keputihan yang pekat dan berbau tidak sedap, dan terdapat rasa gatal, merasa terkar, dan bengkak di sekitar atau luar vagina.
Sepsis
Sepsis adalah suatu kondisi yang terjadi akibat respon tubuh yang berlebihan terhadap infeksi yang ditimbulkan pasca aborsi. Jika tidak mendapatkan penangan sedini mungkin, kondisi ini bisa berakibat buruk sampai pada kematian. Sepsis mengakibatkan kerusakan jaringan, kegagalan pada fungsi organ, dan kematian. Gejalanya seperti gangguan saluran kemih, denyut jantung cepat, dan tekanan darah rendah. Penderita sepsis bisa mengalami ruam pada kulit berwarna merah dengan bintik-bintik kecil.
Endometritis
Endometritis adalah peradangan pada endometrium atau lapisan rahim yang terjadi akibat infeksi. Gejala pada kondisi ini bisa berupa keputihan abnormal, pendarahan, atau pembengkakan perut. Kondisi ini mengakibatkan rasa tidak nyaman dan komplikasi serius jika tidak diobati sesegera mungkin. Pada kondisi serius dapat mengakibatkan gangguan kesuburan dan infeksi pada panggul atau rahim.
Pilihan Editor: Wilayah Abu-abu Aborsi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini