Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi warga Pontianak atau siapapun yang kangen jajan khas Pontianak, bisa mampir ke Jalan Kebon Kacang Raya, tepatnya di dekat Grand Indonesia Mall.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sana terdapat penjaja kaki lima yang menjual bakwan khas Pontianak. Sekilas bentuknya sama dengan kudapan serupa yang disebut weci di Malang dan ote-ote di Surabaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bedanya, isiannya berupa udang rebon yang dipadukan dengan daun kucai. Dan ini, pembeda lainnya, berupa sambal asam manis khas Pontianak sebagai pelengkapnya.
Bakwan goreng rasanya berbeda karena adanya daun kucai. Kucai atau bawang kucai serta daun kucai, berasal dari Bahasa Hokkian, "Kú-chhài". Penggunaannya umum dalam masakan Tionghoa.
Bakwan Pontianak di warung pasangan suami istri Dwi dan Santi itu mendadak ramai setelah akun Twitter @drhaltekehalte mencuit kembali (retweet) informasi keberadaan warung tersebut dari salah satu pengikutnya. Bakwan dengan harga paket Rp10 ribu per lima potong itu menjadi buruan mereka yang rindu dengan bakwan lawit di Pontianak.
Sejak diunggah ke media sosial dan direspon oleh ribuan pengikut akun Dari Halte ke Halte, baik di Twitter maupun Instagram, warung bakwan pontianak milik Dwi dan Santi mendadak ramai. Tak jarang pembeli harus menunggu terlebih dahulu adonan kembali disiapkan atau warung tutup lebih awal.
Selain bisa dipesan langsung, warung tersebut juga melayani pesan antar melalui ojek daring.