Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pentingnya Pendidikan Seks Saat Puber, Boyke: Tak Kenal Maka Tak Kebal

Seksolog Boyke Dian Nugraha mengatakan pendidikan seks justru bisa mencegah remaja terjerumus budaya seks bebas

31 Juli 2021 | 11.17 WIB

Ilustrasi remaja pacaran. doorwaysarizona.com
Perbesar
Ilustrasi remaja pacaran. doorwaysarizona.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seksolog Boyke Dian Nugraha mengatakan remaja yang masuk masa pubertas akan mengalami peningkatan dorongan seksual sebagai akibat dari perubahan hormon. Sebabnya perlu ada pengawasan yang dibarengi pembekalan terkait seks dari orang yang lebih dewasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pubertas merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju remaja. Di masa ini seseorang akan mengalami perubahan emosional akibat perkembangan hormon dalam tubuh. Jika pada pria, ada hormon testoteron yang pengaruhi perubahan psikologi dan fisilogi, begitupula pada wanita ada hormon esterogen.

 

Menurut Boyke, pendidikan seks bagi remaja, terutama di masa pubertas, amat penting terlebih soal kondisi tubuhnya. Sebab di masa ini sistem reproduksi mulai aktif.

 

Selain itu, melalui pendidikan seks yang tepat diharapkan anak-anak remaja tidak terjerumus pada budaya seks bebas. “Tak kenal maka tak kebal. Tak kenal dengan organ reproduksi mereka, tak kenal dengan pendidikan seks, maka mereka tidak kebal terhadap apa yang namanya budaya-budaya seks bebas” katanya seperti dikutip dari video Seks dan Pubertas dari akun YouTube-nya, Jumat, 30 Juli 2021.

 

Usia pubertas remaja laki-laki, kata Boyke, dimulai pada umur 12 sampai 14 setengah tahun. Sedangkan perempuan dimulai sejak umur 10 sampai 12 tahun.  “Laki-laki alami pubertas lebih lambat daripada wanita” katanya.

 

Adapun definisi remaja yang dijelaskan menurut World Health Organization (WHO) dimulai saat usai 12 sampai 24 tahun, sedangkan menurut Depkes RI 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Pada masa inilah banyak remaja mulai mencari tahu banyak hal termasuk juga terkait seks.

 

Pembahasan seks yang kerap dianggap tabu berisiko terhadap kesalahpahaman tentang seks. Selain bisa terjerumus pada seks bebas, kurangnya pengetahuan berdampak pada penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan.

 

Meniadakan pengetahuan seks malah mendorong remaja mencari sumber yang tidak kompeten sampai bisa jadi trial and error, misalnya internet. Maka jadi tugas orang tua, kerabat untuk berikan pengetahuan seksual.

 

TIKA AYU

Baca juga:

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus