Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penyebab dan Gejala Epilepsi serta Jenis yang Butuh Penanganan

Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang atau periode perilaku tak biasa.

18 Juni 2022 | 11.02 WIB

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Perbesar
Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Siapa pun dapat mengalami epilepsi, baik pria maupun wanita dari semua ras, latar belakang etnis dan usia. Epilepsi adalah gangguan sistem saraf pusat (neurologis) di mana aktivitas otak menjadi tidak normal, menyebabkan kejang atau periode perilaku yang tidak biasa, sensasi, dan terkadang kehilangan kesadaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gejala kejang dapat sangat bervariasi. Beberapa orang dengan epilepsi hanya menatap kosong selama beberapa detik selama kejang, sementara yang lain berulang kali menggerakkan lengan atau kaki. Mengalami kejang tunggal tidak berarti menderita epilepsi. Setidaknya dua kejang tanpa pemicu yang diketahui (kejang tak beralasan) yang terjadi setidaknya 24 jam biasanya diperlukan untuk diagnosis epilepsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pengobatan dengan obat-obatan atau kadang-kadang pembedahan dapat mengontrol kejang untuk sebagian besar penderita. Beberapa orang memerlukan perawatan seumur hidup untuk mengendalikan kejang tetapi bagi yang lain, kejang akhirnya hilang. Beberapa anak dengan epilepsi dapat mengatasi kondisi seiring bertambahnya usia.

Karena epilepsi disebabkan oleh aktivitas abnormal di otak, kejang dapat mempengaruhi setiap proses koordinasi otak. Tanda dan gejala kejang mungkin termasuk:
-Kebingungan sementara
-Otot kaku
-Gerakan menyentak tak terkendali dari lengan dan kaki
-Kehilangan kesadaran
-Gejala psikologis seperti ketakutan atau kecemasan

Gejala bervariasi, tergantung jenis kejang. Dalam kebanyakan kasus, orang dengan epilepsi akan cenderung mengalami jenis kejang yang sama setiap kali sehingga gejalanya akan serupa dari episode ke episode. Dokter umumnya mengklasifikasikan kejang sebagai fokal atau umum, berdasarkan bagaimana dan di mana aktivitas otak abnormal dimulai.

Kejang fokal
Kejang fokal muncul akibat aktivitas abnormal hanya di satu area otak. Kejang ini terbagi dalam dua kategori:

Kejang fokal tanpa kehilangan kesadaran
Disebut kejang parsial sederhana, kejang ini tidak menyebabkan hilangnya kesadaran. Kejang ini dapat mengubah emosi atau cara hal-hal terlihat, bau, rasa, atau suara. Beberapa orang mengalami deja vu. Jenis kejang ini juga dapat mengakibatkan sentakan tak disengaja pada satu bagian tubuh, seperti lengan atau kaki, dan gejala sensorik spontan seperti kesemutan, pusing, dan cahaya seperti berkedip.

Kejang fokal dengan gangguan kesadaran
Disebut kejang parsial kompleks, kejang ini melibatkan perubahan atau hilangnya kesadaran. Kejang jenis ini mungkin tampak seperti berada dalam mimpi. Selama kejang fokal dengan gangguan kesadaran, Anda mungkin menatap ke langit dan tidak merespons lingkungan secara normal atau melakukan gerakan berulang, seperti menggosok tangan, mengunyah, menelan, atau berjalan berputar-putar.

Gejala kejang fokal dapat dikacaukan dengan gangguan neurologis lain, seperti migrain, narkolepsi, atau penyakit mental. Pemeriksaan dan pengujian menyeluruh diperlukan untuk membedakan epilepsi dari gangguan lain.

Kejang umum
Kejang yang tampaknya melibatkan semua area otak disebut kejang umum. Enam jenis kejang umum adalah:

Kejang absen
Kejang absen, dikenal sebagai kejang petit mal, biasanya terjadi pada anak-anak. Mereka dicirikan dengan menatap ke langit dengan atau tanpa gerakan tubuh yang halus, seperti mengedipkan mata atau mengerucutkan bibir dan hanya berlangsung antara 5-10 detik. Kejang ini dapat terjadi dalam kelompok, sesering 100 kali per hari, dan menyebabkan hilangnya kesadaran singkat.

Kejang tonik
Kejang tonik menyebabkan otot kaku dan dapat mempengaruhi kesadaran. Kejang ini biasanya mempengaruhi otot-otot di punggung, lengan dan kaki, dan dapat menyebabkan jatuh.

Kejang atonik
Kejang atonik, juga dikenal sebagai kejang drop, menyebabkan hilangnya kontrol otot, paling sering mempengaruhi kaki sehingga sering menyebabkan tiba-tiba pingsan atau jatuh.

Kejang klonik
Kejang klonik berhubungan dengan gerakan otot yang menyentak berulang atau berirama. Kejang ini biasanya mempengaruhi leher, wajah, dan lengan.

Kejang mioklonik
Kejang mioklonik biasanya muncul sebagai sentakan atau kedutan singkat yang tiba-tiba dan biasanya mengenai tubuh bagian atas, lengan, dan kaki.

Kejang tonik-klonik
Kejang tonik-klonik, sebagai kejang grand mal, adalah jenis kejang epilepsi yang paling dramatis. Kejang ini dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba dan tubuh menjadi kaku, berkedut, dan gemetar, terkadang menyebabkan hilangnya kontrol kandung kemih atau menggigit lidah.

Kapan harus ke dokter?
-Kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
-Pernapasan atau kesadaran tidak kembali setelah kejang berhenti
-Kejang kedua segera menyusul
-Demam tinggi
-Hamil
-Menderita diabetes
-Melukai diri sendiri selama kejang
-Terus mengalami kejang meskipun telah minum obat antikejang

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus