Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Lifter Angkat Besi Lisa Rumbewas Meninggal, Memiliki Riwayat Epilepsi, Apa Penyebabnya?

Pada 14 Januari 2024, lifter angkat besi Lisa Rumbewas meninggal di Jayapura. Ia memiliki riwayat penyakit epilepsi.

16 Januari 2024 | 13.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lifter angkat besi putri Lisa Rumbewas mengembuskan napas terakhirnya pada usia 43 tahun pada Ahad dini hari, 14 Januari 2024 di RSUD Jayapura, Papua. Ibunda peraih tiga medali Olimpiade untuk Indonesia ini, IIda Aldamina Korwa mengungkapkan, Lisa mengalami epilepsi yang sempat kambuh pada 6 Januari 2024. Lalu, Lisa terjatuh dan sempat tidak sadarkan diri sehingga dibawa ke Rumah Sakit Provita Jayapura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kebetulan saat itu obatnya habis, ketika kambuh malam hari ia di kamar. Ia terjatuh, tak sadar dan keningnya sudah berdarah. Kami bawa ke Rumah Sakit Provita, tiga hari dirawat di sana, kami dirujuk ke RSUD Jayapura pada Senin siang hingga anak kami mengembuskan napas terakhirnya dini hari tadi,” kata Ida pada 14 Januari 2024. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyebab Epilepsi

Epilepsi atau dikenal sebagai gangguan kejang adalah kondisi otak yang menyebabkan kejang berulang. Epilepsi menjadi salah satu kondisi umum yang kerap terjadi. Epilepsi memengaruhi orang-orang dari semua jenis kelamin, ras, latar belakang etnis, dan usia. Bagi beberapa orang, penyebab epilepsi dapat diidentifikasi. Sementara itu, bagi sebagian lain, penyebab epilepsi tidak diketahui.

Salah satu faktor utama epilepsi adalah pengaruh genetik. Menurut uchicagomedicine.org, sekitar 30-40 persen epilepsi terjadi karena kecenderungan genetik. Kerabat tingkat pertama dari orang-orang dengan epilepsi bawaan memiliki peningkatan risiko epilepsi dua hingga empat kali lipat. 

Para peneliti telah menghubungkan beberapa jenis epilepsi dengan gen tertentu. Epilepsi dari genetik terjadi karena gen mengontrol rangsangan sel saraf (neuron) di otak. Para ahli percaya bahwa, dalam banyak kasus, kecenderungan genetik dikombinasikan dengan kondisi lingkungan yang menyebabkan epilepsi. Sebab, epilepsi genetik terjadi ketika seseorang mewarisi gen yang menghasilkan kemungkinan risiko kejang lebih tinggi. Jika beberapa gen diwariskan, epilepsi lebih mungkin terjadi, seperti dikutip epilepsy.com

Berdasarkan medicalnewstoday, menurut penelitian 2017, ada 84 gen yang dianggap peneliti sebagai gen epilepsi. Sebab, gen tersebut mereka menyebabkan sindrom yang menampilkan epilepsi sebagai gejala utama.

Selain itu, ada pula 73 gen yang terkait dengan malformasi dalam perkembangan otak dan epilepsi. Mutasi tertentu dapat menyebabkan epilepsi atau gangguan spesifik yang menyebabkan epilepsi. Namun, beberapa orang memiliki epilepsi genetik yang tidak turun-temurun. Perubahan genetik ini dapat terjadi pada anak tanpa diturunkan dari orang tua.

Selain genetik, terdapat faktor lain yang membuat seseorang mengalami epilepsi. Mengacu mayoclinic.org, berikut adalah faktor selain riwayat genetik yang menjadi penyebab epilepsi, yaitu:

Trauma Kepala

Trauma kepala akibat kecelakaan mobil atau cedera traumatis lainnya dapat menyebabkan epilepsi.

Penyakit di otak

Penyakit yang memengaruhi otak dapat membuat seseorang mengalami epilepsi, seperti tumor, pembuluh darah terbentuk di otak (malformasi arteriovenosa dan malformasi kavernosa), dan stroke.

Infeksi

Adapun, infeksi yang memicu epilepsi, antara lain meningitis, HIV, virus ensefalitis, dan infeksi parasit lain.

Cedera sebelum lahir

Sebelum lahir, bayi sensitif terhadap kerusakan otak karena beberapa faktor, seperti infeksi pada ibu, gizi buruk, atau tidak cukup oksigen. 

Kondisi perkembangan

Epilepsi dapat terjadi karena kondisi perkembangan, seperti autisme, attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), dan kondisi perkembangan lainnya. 

RACHEL FARAHDIBA R  | NURDIN SALEH

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus