Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Penyebab Miopia dan Cara Mengatasinya

Penyebab miopia atau rabun jauh adalah ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya. Bagaimana mengatasinya?

15 Oktober 2023 | 22.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
MiYOSMART Goes To School di SD Al Azhar Syifa Budi Cibubur dalam rangka Hari Penglihatan Sedunia. Dok. Hoya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut penelitian, pada 2050, setengah populasi dunia diprediksi menderita kelainan refraksi rabun jauh atau miopia. Dengan banyaknya kegiatan belajar mengajar yang di lakukan anak di depan gawai selama pandemi juga mempengaruhi meningkatnya angka miopia pada anak. Salah satunya di Indonesia, terlebih di ibukota Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Spesialis mata anak dari Laulima (organisasi yang bergerak di bidang kesehatan mata anak), Kianti Raisa mengatakan, ”Masalah penglihatan pada anak SD cukup sering ditemukan dan ada tren mengalami peningkatan di beberapa dekade terakhir dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih banyak menggunakan alat-alat digital untuk belajar jadi salah satu penyebabnya, di samping kurangnya kegiatan di luar ruangan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masalah umum yang sering ditemukan adalah kelainan refraksi atau kelainan mata yang membutuhkan kacamata. Sebuah penelitian menemukan ternyata penglihatan yang baik dapat meningkatkan kemungkinan anak gagal belajar sampai 44 persen.

“Masalah penglihatan penting ditangani dini pada anak karena adanya periode emas untuk mengoreksi penglihatan untuk mencegah terjadi mata malas, yakni usia 10 tahun. Apabila ditemukan gangguan penglihatan, orang tua dapat segera melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan mendapatkan penanganan untuk anak. Selain itu, apabila tidak ditemukan gangguan penglihatan saat ini, perlu diingat bahwa anak masih berubah dan tumbuh sehingga belum tentu dalam enam bulan sampai satu tahun ke depan hal itu masih sama,” tambah Kianti.

Penyebab miopia
Penyebab miopia atau rabun jauh adalah ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh pada tempat yang semestinya, yaitu retina. Kondisi ini disebabkan bola mata yang lebih panjang dari bola mata normal. Gejala miopia bisa terjadi pada siapa saja dari segala kelompok usia. Namun, kondisi ini umumnya mulai muncul pada anak-anak usia sekolah hingga remaja dan berkembang lebih cepat sesuai usia berkembangnya anak, yakni 6-14 tahun.

“Pengidap rabun jauh yang ringan umumnya tidak membutuhkan penanganan khusus. Namun, rabun jauh yang tergolong parah akan mempengaruhi kemampuan melihat pengidapnya sehingga harus ditangani dengan seksama,” kata Dodi Rukminto, managing director Hoya Lens Indonesia.

Sayangnya, menurut Dodi, di Indonesia, tingkat kesadaran terhadap kesehatan mata masih sangat rendah, terutama dalam hal risiko dan penanganan mata minus, khususnya pada anak. Hal ini dibuktikan melalui kegiatan CSR maupun kegiatan MiYOSMART Goes to School sebelumnya, terdapat banyak anak usia sekolah mengalami miopia yang cukup tinggi tetapi masih belum dikoreksi menggunakan kacamata, bahkan banyak di antaranya yang orang tuanya tidak menyadari anak mengalami miopia.

Selain itu, ditemukan banyak pula orang tua yang belum pernah memeriksakan kondisi mata anaknya. Masyarakat cenderung menganggap remeh kelainan refraksi seperti kondisi miopia. Padahal, miopia yang tidak terkontrol dapat mengarah ke komplikasi penyakit mata lain yang lebih serius. Miopia paling baik ditangani sedini mungkin untuk menghindari masalah penglihatan jangka panjang.

“Banyak yang tidak mengetahui bahwa pertumbuhan miopia pada anak dapat dikontrol/ditahan dan kini terdapat beberapa opsi kontrol miopia. Oleh karena itu, HOYA ingin melakukan edukasi kepada orang tua maupun anak tentang pentingnya menjaga kesehatan mata sejak dini. Edukasi ini difokuskan untuk orang tua dengan anak usia sekolah dasar. Semakin dini penanganan yang dilakukan, semakin besar peluang untuk menghindari penyakit mata yang lebih serius,” jelas Dodi lewat keterangan yang diterima Tempo.

Melalui inovasi terbarunya, lensa kacamata terapi MiYOSMART, HOYA memperkenalkan opsi kontrol miopia terkini di Indonesia, dengan uji klinis terpanjang dan tingkat efikasi paling tinggi di antara lensa kacamata kontrol miopia lain. MiYOSMART telah melalui uji klinis selama enam tahun, terbukti dapat menahan laju pertumbuhan miopia hingga 60 persen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus