Pikun bukan monopoli orang tua. Survei yang dilakukan di Semarang membuktikan bahwa orang di usia awal 40-an tahun pun bisa pikun. ?Ini survei yang pertama kali di Indonesia,? kata Dani Rahmawati, ahli saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Awal bulan ini, tim ahli saraf yang dipimpin Dani mewawancarai 106 warga Kampung Nangka, Kelurahan Lemper Kidul, Semarang. Para responden terbagi dua, 106 orang yang berusia di atas 60 tahun dan 14 orang yang masih di awal 40-an tahun. Sembari diwawancarai mengenai gaya hidup dan kualitas kesehatan, semua responden menjalani serial tes kognitif untuk menguji daya ingat.
Pekan lalu, hasil survei itu disampaikan dalam simposium ahli saraf se-Indonesia di Semarang. Pada kelompok 40-an, Dani menjumpai 4 responden mengalami gangguan kognitif ringan. Tandanya, mereka gampang lupa janji dan lupa letak barang-barang penting. Bila tak segera diatasi, pikun ringan ini pasti akan bertambah parah.
Sementara itu, pada grup 60 tahun ke atas, tercatat 13 persen responden mengalami gangguan daya ingat parah. ?Ini angka yang cukup tinggi dan mencerminkan kondisi umum pada masyarakat luas,? kata Dani. Di kawasan Eropa, Amerika, dan Asia, presentasi kepikunan hanya sekitar 10 persen.
Menurut Bambang Hartono, Ketua Perhimpunan Dokter Ahli Saraf Seluruh Indonesia (Perdossi), hasil survei ini menunjukkan masyarakat perlu aktif memelihara daya ingat. Kiatnya, selalu aktif membaca, diskusi, dan berkegiatan yang mengekspresikan pikiran. Orang muda juga wajib menjaga kelancaran aliran darah dengan mengontrol kadar lemak semisal kolesterol. Sebab, tumpukan lemak pada dinding pembuluh darah bisa mengganggu pasokan oksigen ke otak. Nah, sumbatan inilah yang membuat orang, terutama yang masih muda, gampang terserang pikun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini