LAGI sial. Entah bagaimana mobil rombongan resmi suaminya selaku
ketua DPR-RI, tiba-tiba diseruduk truk tentara di Kota
Pyongyang, Korea Utara, tanggal 5 Oktober. Dia terlempar ke
kanan dan kepalanya membentur kaca mobil. Sampai kaca itu pecah.
Tapi anehnya begitu datang pertolongan bukannya dokter yang
dicari Jeanette Daryatmo. Tapi obat mangdong dai (TEMPO 18
Oktober 1980).
"E . . e . . . koran salah tulis. Mangdong dai itu desa
kelahiran Kim ll Sung. Bukan itu yang saya cari tapi Yunnan
Baiyao, obat pendarahan buatan Cina," kata Nyonya Daryatmo, 45
tahun kepada TEMPO .
Rupanya berita koran mengenai kecelakaan tersebut sempat masuk
jadwal diskusi dalam keluarga yang menempati rumah di Jalan
Iskandarsyah 11/91 Jakarta. Berita kecelakaan itu ditulis
wartawan Antara di Tokyo, ketika Daryatmo singgah ke sana.
Nau Ling Su
"Waktu ditanya wartawan, Bapak memang membuka catatan. Di siLu
tertulis mangdong dai dan Yunnan Baiyao. Tapi Bapak lupa
mangdong dai itu adalah kota kelahiran Presiden Korea Utara,"
kata Nyonya Daryatmo tak kuat menahan tawa.
Dia sendiri katanya tidak berada dekat suaminya ketika
keterangan itu diberikan. Kenalannya banyak yang menghubungi
begitu membaca berita tersebut. "Shinshe-shinshe teman saya
heran rnengapa saya kasih keterangan seperti itu. Apa benturan
di dalam mobil itu membikin linglung sampai menyebutkan obat
yang bukan-bukan?" katanya setengah berkelakar.
Menurut ceritanya begitu sampai di sebuah rumah sakit di
Pyongyang dia meminta seorang ahli akupunktur dan Yunnan Baiyao
atau obat sejenis. Akupunkturis datang memberikan tusukan jarum
di kepalanya. Namun obat pendarahan buatan Cina itu tak ada.
Sebagai gantinya dia mendapatkan obat yang di kalangan shinshe
dikenal sebagai Ni Wan Cing Sing Wan untuk menurunkan panas.
Karena menurut perkiraannya obat itu takkan banyak menolong
kalau terJadi pendarahan di kcpala, sesampainya di Jakarta
buru-buru dia meminum Nau Ling Su. "Ini obat untuk menguatkan
otak," ujarnya.
Di kalangan shinshe, Yunnan Baiyao tak asing lagi. "Ini sangat
populer untuk mengobati pendarahan di luar maupun di dalam
tubuh. Sama populernya dengan Pien Tse Huang, satu obat yang
terkadang disebutkan juga sebagai antibiotik dari Tiongkok."
ulas Kepala Bagian Akupunktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo,
Jakarta, dr. Tse Ching San. Ia sendiri belum menggunakan obat
tradisional itu "karena akupunktur kedokteran belum
mengakuinya."
Tetapi mcnurut Jeanette Daryatmo obat tradisional Cina lebih
aman dibandingkan dengan obat modern. Sejak dia mengetahui obat
modern punya efek samping dia tak pernah lagi menggunakannya.
Perpisahannya dengan obat-obat kimia itu dipercepat lagl dengan
penguasaannya atas akupunktur sejak beberapa tahun yang lampau.
"Ketika saya harus dioperasi dulu, saya minta kepada dokter
untuk tidak menggunakan antibiotik. Sebagai gantinya atas
persetujuan dokter saya meminum Pien Tse Huang, " katanya.
Obat antibiotik Cina ini beredar sccala gelap di pasaran.
Harganya sebutir mencapai Rp 15.000. Dia banyak pula digunakan
orang untuk penyakit yang menyerang organ hati. Dalam beberapa
kasus menurut kalangan shinshe dan Jeanette konon dia bisa
menghentikan keganasan kanker. Sedangkan Yunnan Baiyao harganya
Rp 2.5OO/kotak untuk beberapa kali pakai.
Jeanette Daryatmo menekuni akupunktur sejak awal 1970. Salah
seorang putranya yang terserang asma dia tangani sendiri. Rumah
keluarga Daryatmo tidak terlalu gemerlapan Sayap kanan rumah itu
digunakan untuk praktek. Tembok penuh dengan gambar anatomi
tubuh, Iengkap dengan titik akupunktur.
Di dalam sebuah ruangan yang besar dan bersih terdapat sebuah
lemari, penuh dengan obat-obat Cina Untuk mencari titik
akupunktur pada tubuh pasien dia dibantu pula dengan self
checker sebuah alat elektronis yang akan berdenging bila
melintasi titik yang sakit.
Di rumah itu dia hanya praktek sekali seminggu. "Akupunktur buat
saya hanya kerja sosial. Saya tak menerima bayaran. Keluarga
tukang sapu dan orang-orang miskin mengantarkan pisang atau
jambu untuk membalas kesembuhan yang mereka dapat di sini,"
katanya. Tapi bagi yang mau membayar ada klinik Yayasan Gabungan
Pengobatan Tradisional yang dipimpin Jeanette Di Jalan Zainul
Arifin, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini