Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Praktek Istri Ketua

Istri ketua DPR, Jeanette Daryatmo ahli akupungtur, dan kisah kecelakaan ny. J. Daryatmo di Korea Utara. yang sangat fanatik dengan obat-obat tradisional Cina.

1 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAGI sial. Entah bagaimana mobil rombongan resmi suaminya selaku ketua DPR-RI, tiba-tiba diseruduk truk tentara di Kota Pyongyang, Korea Utara, tanggal 5 Oktober. Dia terlempar ke kanan dan kepalanya membentur kaca mobil. Sampai kaca itu pecah. Tapi anehnya begitu datang pertolongan bukannya dokter yang dicari Jeanette Daryatmo. Tapi obat mangdong dai (TEMPO 18 Oktober 1980). "E . . e . . . koran salah tulis. Mangdong dai itu desa kelahiran Kim ll Sung. Bukan itu yang saya cari tapi Yunnan Baiyao, obat pendarahan buatan Cina," kata Nyonya Daryatmo, 45 tahun kepada TEMPO . Rupanya berita koran mengenai kecelakaan tersebut sempat masuk jadwal diskusi dalam keluarga yang menempati rumah di Jalan Iskandarsyah 11/91 Jakarta. Berita kecelakaan itu ditulis wartawan Antara di Tokyo, ketika Daryatmo singgah ke sana. Nau Ling Su "Waktu ditanya wartawan, Bapak memang membuka catatan. Di siLu tertulis mangdong dai dan Yunnan Baiyao. Tapi Bapak lupa mangdong dai itu adalah kota kelahiran Presiden Korea Utara," kata Nyonya Daryatmo tak kuat menahan tawa. Dia sendiri katanya tidak berada dekat suaminya ketika keterangan itu diberikan. Kenalannya banyak yang menghubungi begitu membaca berita tersebut. "Shinshe-shinshe teman saya heran rnengapa saya kasih keterangan seperti itu. Apa benturan di dalam mobil itu membikin linglung sampai menyebutkan obat yang bukan-bukan?" katanya setengah berkelakar. Menurut ceritanya begitu sampai di sebuah rumah sakit di Pyongyang dia meminta seorang ahli akupunktur dan Yunnan Baiyao atau obat sejenis. Akupunkturis datang memberikan tusukan jarum di kepalanya. Namun obat pendarahan buatan Cina itu tak ada. Sebagai gantinya dia mendapatkan obat yang di kalangan shinshe dikenal sebagai Ni Wan Cing Sing Wan untuk menurunkan panas. Karena menurut perkiraannya obat itu takkan banyak menolong kalau terJadi pendarahan di kcpala, sesampainya di Jakarta buru-buru dia meminum Nau Ling Su. "Ini obat untuk menguatkan otak," ujarnya. Di kalangan shinshe, Yunnan Baiyao tak asing lagi. "Ini sangat populer untuk mengobati pendarahan di luar maupun di dalam tubuh. Sama populernya dengan Pien Tse Huang, satu obat yang terkadang disebutkan juga sebagai antibiotik dari Tiongkok." ulas Kepala Bagian Akupunktur Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dr. Tse Ching San. Ia sendiri belum menggunakan obat tradisional itu "karena akupunktur kedokteran belum mengakuinya." Tetapi mcnurut Jeanette Daryatmo obat tradisional Cina lebih aman dibandingkan dengan obat modern. Sejak dia mengetahui obat modern punya efek samping dia tak pernah lagi menggunakannya. Perpisahannya dengan obat-obat kimia itu dipercepat lagl dengan penguasaannya atas akupunktur sejak beberapa tahun yang lampau. "Ketika saya harus dioperasi dulu, saya minta kepada dokter untuk tidak menggunakan antibiotik. Sebagai gantinya atas persetujuan dokter saya meminum Pien Tse Huang, " katanya. Obat antibiotik Cina ini beredar sccala gelap di pasaran. Harganya sebutir mencapai Rp 15.000. Dia banyak pula digunakan orang untuk penyakit yang menyerang organ hati. Dalam beberapa kasus menurut kalangan shinshe dan Jeanette konon dia bisa menghentikan keganasan kanker. Sedangkan Yunnan Baiyao harganya Rp 2.5OO/kotak untuk beberapa kali pakai. Jeanette Daryatmo menekuni akupunktur sejak awal 1970. Salah seorang putranya yang terserang asma dia tangani sendiri. Rumah keluarga Daryatmo tidak terlalu gemerlapan Sayap kanan rumah itu digunakan untuk praktek. Tembok penuh dengan gambar anatomi tubuh, Iengkap dengan titik akupunktur. Di dalam sebuah ruangan yang besar dan bersih terdapat sebuah lemari, penuh dengan obat-obat Cina Untuk mencari titik akupunktur pada tubuh pasien dia dibantu pula dengan self checker sebuah alat elektronis yang akan berdenging bila melintasi titik yang sakit. Di rumah itu dia hanya praktek sekali seminggu. "Akupunktur buat saya hanya kerja sosial. Saya tak menerima bayaran. Keluarga tukang sapu dan orang-orang miskin mengantarkan pisang atau jambu untuk membalas kesembuhan yang mereka dapat di sini," katanya. Tapi bagi yang mau membayar ada klinik Yayasan Gabungan Pengobatan Tradisional yang dipimpin Jeanette Di Jalan Zainul Arifin, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus