Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes RSCM Jakarta, Dicky Levenus Tahapary, mengatakan faktor keturunan memiliki risiko tujuh kali lipat orang menderita diabetes.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kita lihat secara umum, kalau salah satu orang tua terkena diabetes risiko anak mengalami diabetes tiga kali lipat lebih tinggi. Namun, jika kedua orang tua maka risiko tujuh kali lipat lebih tinggi," kata Dicky.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia juga mengatakan diabetes genetik tidak berlaku untuk menyilang antargender. Risiko penyakit akan sama besarnya, baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.
"Bukan berarti harus menyilang, kalau di masyarakat anggapannya dari ibu menyilang hanya ke anak laki-laki, kalau dari bapak pasti ke anak perempuan, ternyata tidak. Risikonya sama saja, mau anak laki-laki atau perempuan," jelasnya.
Dicky juga mengatakan faktor kesamaan gaya hidup serta pola makan memperkuat risiko genetik diabetes. "Kalau kita bicara faktor keluarga sebenarnya tidak serta merta, hanya faktor genetik. Tapi ada faktor perilaku yang dibentuk dari keluarga, misalnya dari pemilihan makanan ataupun pola aktivitas fisiknya," ujarnya.
Kontrol pola makan
Diabetes saat ini tidak lagi tergantung usia tua ataupun muda. Banyak penderita diabetes saat ini berusia di bawah 40 tahun. Untuk itu, dia mengingatkan yang memiliki riwayat diabetes dari orang tua untuk selalu mengontrol pola makan hingga melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.
"Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, melakukan cek gula darah. Untuk awal memang sering kali tidak ada keluhan, tapi fase awal penting menjadi pencegahan agar tidak timbul diabetes ataupun komplikasi," jelasnya.
Meminimalisir diabates keturunan bisa diawali dengan mengubah pola makan. Hindari makanan manis, segera ubah kebiasaan makan ini mulai sekarang. Misalnya mengganti pemanis buatan dengan pemanis alami seperti buah atau madu. Selain mengurangi makanan manis, penting juga untuk memperbanyak makanan rendah serat dan kalori.
Memperbanyak konsumsi sayur dan menjaga asupan makanan sehari-hari tetap seimbang juga bisa menjadi cara menjaga kesehatan tubuh. Rutin melakukan kegiatan fisik atau olahraga. Olahraga rutin minimal 20 menit sehari, misalnya jalan kaki, joging, atau bersepeda.