Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Ragam Aktivitas yang Tak Boleh Dilakukan setelah Operasi Jantung

Dokter menyarankan pasien yang telah menjalani operasi jantung tidak melakukan aktivitas berikut untuk menghindari cedera lebih lanjut.

6 September 2023 | 19.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (PERDOSRI) Kevin Priyanto menyarankan pasien yang telah menjalani operasi jantung tidak mengangkat beban berat untuk menghindari cedera.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setelah operasi kami enggak menyarankan untuk mengangkat beban. Kalau angkat beban jangan lewat di atas mata,” ujar dokter di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita itu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kevin mengatakan saat operasi jantung dokter akan memotong tulang dada yang tersambung dengan tulang selangka. Efek operasi pada tulang tersebut akan berpengaruh terhadap kegiatan yang memerlukan pergerakan dari tulang tersebut, seperti menulis, memeluk, dan mengangkat bahu hingga atas mata. Akibatnya, pasien akan merasakan sakit di bahu jika tidak berhati-hati menjalankan kegiatan itu.

Ia juga mengatakan mengangkat beban di atas 2,5 kg memakai satu tangan, aktivitas menarik barang dari atas dengan satu tangan, berkendara sendiri dan mengambil barang dari belakang juga disarankan untuk dihindari pascaoperasi jantung untuk menghindari cedera lebih lanjut.

“Hal-hal ini yang harus dicegah, termasuk angkat galon juga enggak disarankan,” kata lulusan Universitas Indonesia ini.

Pasien jantung segala usia
Kevin mengatakan RSPJN Harapan Kita tidak hanya melayani rehabilitasi jantung pada pasien dewasa tapi juga pasien anak dan bayi. Untuk bayi, dokter akan mengejar target tumbuh kembang sesuai tahapan usianya karena pasien penyakit jantung anak atau bayi tumbuh kembangnya bisa berbeda dari anak sehat seusia. Dokter akan memantau perkembangan bayi apakah sudah bisa duduk dengan tegak agar dapat memantau tarikan napas dan gerakan dadanya serta untuk anak yang sudah bisa berjalan atau berlari dokter akan lihat saturasi oksigennya.

“Yang penting sehat sesuai kemampuan anak tersebut sehingga bisa mencapai perkembangan yang optimal,” ujarnya.

Ia juga menyarankan pasien yang akan melakukan operasi jantung sebaiknya melatih otot dada dengan latihan pernapasan. Latihan ini perlu agar dada bisa mengembang sehingga setelah operasi otot dada masih cukup kuat untuk mendukung aktivitas. Hindari juga latihan kardio yang berat karena jantung belum cukup kuat pascaoperasi sehingga keluhan nyeri dada, cepat lelah, dan sesak napas bisa diminimalisir.

Kevin mengatakan RSPJN Harapan Kita memiliki intervensi dari semua tenaga kesehatan yang menangani rehabilitasi pasien operasi jantung. Tidak hanya dokter jantung tapi juga ada perawat yang memeriksa luka dan intervensi dari sisi psikologis.

“Jadi, apa yang dibutuhkan dulu tapi yang namanya rehab jantung memang sebuah paket komplet dan enggak cuma olahraga, yang kita targetkan adalah perubahan gaya hidup,” tandasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus