Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jika merasa lebih sering sakit belakangan ini, Anda pasti bertanya-tanya penyebabnya hanya satu kuman tertentu atau dua jenis virus yang sama-sama menyerang? Untuk mendapatkan jawabannya, berikut penjelasan dokter bila Anda terserang dua penyakit sekaligus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kadang kita tak tahu mengalami dua jenis infeksi karena gejalanya yang saling tumpang tindih," kata Dr. Larissa Pisney, pengajar di divisi penyakit infeksi di Universitas Colorado, Amerika Serikat, kepada HuffPost.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Contohnya, batuk, demam, dan sakit tenggorokan adalah gejala penyakit saluran pernapasan seperti COVID-19, RSV, dan flu. Dan satu-satunya cara untuk memastikan menderita 1-2 penyakit dengan menjalani tes.
Bila telah merasa sehat dan tiba-tiba merasa demam, nyeri di wajah, hidung meler, batuk parah, dan sangat lelah, itu mungkin pertanda Anda terinfeksi bakteri selama atau langsung setelah infeksi sebelumnya. Setelah berjuang melawan COVID-19, influenza, atau pilek, Anda lebih rentan terserang infeksi bakteri kedua.
Pengaruh perilaku, bukan virus
Kenapa hal ini terjadi? Setelah terserang suatu virus, Anda akan mengalami peradangan di permukaan saluran pernapasan, jelas Dr. Joseph Khabbaza, spesialis paru di Cleveland Clinic.
"Kemungkinan terserang lebih dari satu infeksi sekaligus lebih karena perilaku yang membuat Anda terpapar penyakit daripada infeksi itu sendiri," papar Pisney.
Infeksi tambahan juga kemungkinan akibat penyebaran infeksi bakteri atau virus berlipat ganda di lingkungan, terutama saat cuaca lebih dingin dan orang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah. Jika Anda mengalami sakit tenggorokan, ada kemungkinan rasa sakit itu muncul lagi saat terserang flu. Dalam kasus ini, Anda tidak terserang infeksi dalam waktu bersamaan tapi terserang penyakit baru membuat yang lama kambuh lagi.
Pilihan Editor: Dokter THT: Tak Ada Kaitan Radang Amandel dan Micin