Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Covid-19 varian Delta menjadi salah satu jenis SarsCov-2 yang mengakibatkan lonjakan kasus akhir-akhir ini. Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bhakti Wara, Nafiandi mengtaakan Covid-19 varian Delta menimbulkan gejala klinis yang lebih berat dan cepat menular.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Proses penularannya melalui tiga jalur, yakni inhalasi di mana droplet dan partikel aerosol yang terhirup mengandung virus; deposisi atau droplet dan partikel yang dikeluarkan melalui percikan, seperti batuk, bersin, dan berbicara. Dan ketiga lewat kontak, seperti sentuhan tangan yang terkontaminasi cairan respirasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Covid-19 varian Delta dari India ini memiliki daya infeksius yang tinggi, lama kontaknya hanya 5 sampai 10 detik," kata Nafiandi dalam keterangan tertulis, Sabtu, 3 Juli 2021. Dengan durasi kontak yang begitu cepat, menurut dia, virus corona jenis ini bisa menular saat orang berpapasan dengan orang lain. Perantaranya adalah aerosol pernapasan yang terakumulasi dari orang terinfeksi, terutama jika mereka berada di dalam ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, sehingga virus bertahan di udara.
Kendati sudah memakai masker, Nafiandi melanjutkan, masih ada kemungkinan seseorang terpapar Covid-19 karena kemampuan masker tidak seratus persen memfiltrasi partikel. "Ditambah lagi risiko kesalahan dalam memakai jenis masker, cara memakai yang tidak menutupi hidung dan mulut dengan sempurna, kekeliruan saat membuka masker, sering menyentuh masker saat memakainya terutama di bagian depan, hingga tidak menjaga jarak," katanya.
Sebab itu, Nafiadi menganjurkan masyarakat memakai dua lapis masker. Pertama masker bedah di dalam, dan kedua masker kain di luar. "Pemakaian seperti ini akan meningkatkan efektivitas filtrasi masker dan dapat memblokir 80 persen partikel," katanya.
Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Pasar Kemis, Wita Prominensa mengatakan, anjuran memakai masker medis berdasarkan standarisasi Centers for Disease Control National Institute for Occupational Safety dan Health atau CDC NIOSH untuk keseimbangan filtrasi tinggi, kemampuan bernapas secara adekuat dan optimal, serta resisten terhadap penetrasi cairan. Pemakaian dua lapis masker guna menutupi area wajah lebih ketat, sehingga mengurangi transmisi sebesar 85 sampai 95 persen.
"Masker kain sebagai lapisan luar dapat memberikan penambahan perlindungan sekitar 50 sampai 70 persen," kata Wita. Namun demikian, pada anak–anak untuk saat ini belum direkomendasikan memakai masker dua lapis karena dapat mengakibatkan mereka kesulitan bernapas.
Masker medis terbuat dari tiga lapisan yang dapat memfiltrasi droplet berukuran 3 mikrometer, serta mampu menyaring 80 sampai 85 persen partikel yang dihirup. Respirator seperti KN95 atau N95 mampu memfiltrasi 95 persen partikel dengan ukuran kurang dari 0,3 mikrometer. Masker N95 atau respirator sejenis terbukti mampu menurunkan transmisi dibandingkan dengan 12 sampai 16 lapis masker kain.
Berikut panduan dari WHO dan Kementerian Kesehatan dalam penggunaan masker dua lapis untuk mengantisipasi transmisi Covid-19 varian Delta:
- Pilih masker yang memiliki beberapa lapisan untuk mencegah droplet
- Masker medis harus menutupi area hidung hingga dagu tanpa celah di dua sisi wajah
- Bagian pembentuk hidung atau nose wire diperketat untuk mencegah kebocoran transmisi
- Masker medis dilapisi dengan masker kain katun yang memudahkan orang bernapas
- Masker medis dilapisi dengan mask fitter untuk mencegah kebocoran dari samping
Masyarakat tidak dianjurkan menggunakan dua lapis masker sekali pakai atau dua lapis masker medis. Musababnya, pemakaian masker medis berlapis dengan jenis yang sama tidak akan memberikan perlindungan yang lebih baik. "Masker bedah masih memiliki area terbuka samping wajah dan ini berpotensi terjadi kebocoran," kata Wita Prominensa.
Juga tidak disarankan menggunakan kombinasi KN95 atau N95 dengan masker lainnya. Wita mengatakan, cukup memakai salah satu respirator saja, yakni KN95 atau N95. Pemakaian masker maksimal selama empat jam. Masker juga harus diganti apabila sudah rusak, basah, kotor, atau sempat dilepas untuk makan dan minum.
#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah
Baca juga:
Panduan Lengkap Protokol Kesehatan Selama PPKM Darurat