Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penting sekali bagi remaja untuk bisa diterima, diakui, dan menjadi bagian dari lingkungan sosial. Psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Tara de Thouars, menyebut penting bagi para remaja untuk bisa melewati masa pubertas dengan perilaku yang positif tanpa terganggu emosinya, macam terbawa perasaan atau baper.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penting bagi remaja untuk bisa melewati masa pubertas dengan attitude yang positif dan tanpa baper agar bisa menemukan purpose serta menjadi versi terbaik dari diri mereka,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tara merujuk teori psikologi perkembangan “Erikson’s 8 stages of psychosocial development”, masa remaja menjadi masa pencarian identitas diri. Pada masa ini, remaja memiliki keinginan yang kuat untuk mandiri di keluarga, membentuk citra tubuh yang positif, diakui dan diterima oleh lingkungan sosial, serta benar-benar membentuk identitas yang sesuai.
“Sebaliknya, isu-isu seperti perundungan, penolakan, dan juga penilaian negatif dari lingkungan menjadi hal yang dapat sangat mengganggu emosinya atau dalam istilah lain, baper," kata Tara.
Tidak hanya itu, para remaja juga jadi bisa mengalami kebingungan peran. Kondisi ini membuat remaja menjadi tidak bisa menampilkan potensinya secara maksimal, tidak percaya diri, dan menghambat perkembangan secara keseluruhan.
"Apalagi memasuki masa puber yang ditandai dengan menstruasi, secara biologis remaja perempuan pasti mengalami perubahan hormon yang dapat mempengaruhi mood," tutur Tara.
Baca juga: Kiat Mudah Redakan Kemarahan dan Emosi